LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Sejumlah pelaku wisata berdiskusi tentang pelayanan ideal porter di Labuan Bajo pada Rapat Anggota Tahunan Koperasi Jasa Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Gedung Tangga Bajo 3, Pelabuhan Marina Labuan Bajo, pada Selasa (25/2/2025).

Diskusi ini dihadiri oleh tiga narasumber utama: Ahamad Efendy (Ketua TKBM), Slamet Pujianto (Perwakilan KSOP Kelas III Labuan Bajo), dan Theresia P. Asmon (Kadis Tenaga Kerja, Transmigrasi, Koperasi, dan UKM Mabar).
Pada sesi pertama, Ahmad Efendy menjelaskan secara menyeluruh tentang Koperasi Jasa TKBM di Labuan Bajo, termasuk dasar hukum, struktur organisasi, unit usaha, anggota porter, dan pelanggan TKBM.
Baca juga :Bandara Internasional Komodo Lakukan Penghematan Energi
“Anggota porter kami ada 29 orang. Mereka mudah dikenali dengan seragam dan ID Card. Mereka siap ditugasi untuk pelayanan bagasi wisatawan,” ujar Ahmad.
Slamet Pujianto pada sesi kedua menekankan pentingnya kualitas pelayanan dan keselamatan kerja.
“Pertama-tama keselamatan yang penting. Para porter tolong sampaikan kepada kami, kepada KSOP, jika TKBM tidak memiliki standar yang layak untuk kalian,” jelas Slamet.
Baca juga :Peran Fokal dalam Memastikan Aktivitas Kapal
Theresia P. Asmon membahas Koperasi Jasa dan ketenagakerjaan pada sesi ketiga, di mana TKBM dituntut untuk selalu mengadakan BPJS untuk anggota porter.
“Anggota porter harus punya BPJS, ini untuk keselamatan kalian dan tabungan di masa depan. Koperasi Jasa berbadan hukum dan yang utama adalah kesejahteraan anggota,” ungkap Theresia.
Ruang kritik, saran, dan masukan dibuka:
Baca juga :366 Property Hadirkan Standar Baru dalam Investasi Labuan Bajo
Ignas, anggota keagenan kapal, menyoroti permainan harga yang sering dilakukan porter kepada wisatawan.
“Saya alami sendiri permainan harga yang dilakukan porter. Tolong pengurus TKBM tegur porter semacam ini. Kami tahu harganya berapa, jangan main seenak-enaknya. Tolong bangun komunikasi yang baik,” ujarnya.
Budi dari Bajo Maritim Indonesia berharap profesionalisme porter ditingkatkan dan tidak setuju dengan harga yang sama untuk setiap kapal.
Baca juga :366 Property Hadirkan Standar Baru dalam Investasi Labuan Bajo
“Saya sarankan tidak boleh berebutan menjemput tamu. Gunakan marketing saja. Harga yang sama juga saya tidak setuju, standar setiap kapal itu berbeda. Jadi, tolong hal ini didiskusikan baik-baik,” jelasnya.
Jefri dari Asosiasi Speed Boat Labuan Bajo menekankan pentingnya etika porter. “Porter itu harus senyum, rapi, wangi, teratur. Idealnya Kota Super Premium dong,” ujarnya.
Wahyu dari Forum Keagenan Kapal (Fokal) berharap tidak ada perantara antara wisatawan dan porter. “Tolong TKBM temukan solusi yang tepat untuk metode pembayarannya,” jelasnya.

Pada akhir sesi, Ahmad Efendy mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan ide, saran, dan kritik.
“Kami akan berbenah, mengevaluasi, berdiskusi, dan mencari solusi atas semua persoalan yang teman-teman berikan,” tutupnya.