Menyusuri Jejak Komodo Bersama Dua Wisatawan Jepang

Pariwisata603 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Deru mesin kapal phinisi, speed boat, dan perahu mengisi dermaga Pulau Komodo, menandakan kedatangan para wisatawan yang antusias untuk menjelajahi pulau ini dan bertemu langsung dengan Komodo. 


Salah satunya adalah rombongan kami, yang terdiri dari dua wisatawan Jepang, Hiroyuki dan Yuki, yang berlayar dengan speedboat RRI Bahari 03 pada Rabu (26/3/2025).

Pukul 9.30 WITA, kami tiba di Pulau Komodo. Cuacanya sangat cerah, dengan sinar matahari yang hangat dan angin sepoi-sepoi yang menyegarkan. 

Hiroyuki dan Yuki, yang datang untuk pertama kalinya ke Labuan Bajo, tidak sabar untuk melihat Komodo secara langsung. 

“Sebelum kesini, saya hanya melihat Komodo di internet. Hari ini saya siap untuk melihatnya secara langsung,” tutur Hiroyuki dengan semangat di dermaga kayu yang menjadi pintu masuk pulau.

Untuk melihat Komodo, wisatawan dapat mengunjungi Pulau Komodo dan Pulau Rinca yang merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo. Kedua pulau ini bisa diakses dengan kapal dari Labuan Bajo. 

Baca juga :Pesona Labuan Bajo yang Membuat Anda Ingin Kembali

Pulau Komodo sendiri memiliki luas 317 km² dan menjadi habitat bagi lebih dari 1.200 ekor Komodo, yang tersebar di seluruh pulau.

Waktu terbaik untuk melihat Komodo adalah pada pagi hari antara pukul 07.00-09.00 dan sore hari antara 15.00-17.00 WITA. Saat-saat ini, mereka aktif mencari makanan. Di luar waktu tersebut, Komodo lebih banyak berdiam diri di tempat yang teduh. 

“Biasanya mereka berteduh di bawah pohon atau dekat sumber air,” jelas Bowo, ranger yang akan menemani kami menjelajahi pulau, Rabu (26/3).

Ada tiga jalur trekking utama di Pulau Komodo, yaitu Short, Medium, dan Long trek. Short trek memiliki jarak 1 km dengan estimasi waktu trekking 45 menit, Medium trek sepanjang 1,5 km dengan estimasi waktu 1 jam, dan Long trek yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam.

Ketiga jalur ini menyuguhkan pemandangan yang indah, dengan pohon-pohon khas, sabana yang luas, lembah, dan hutan yang penuh dengan suara kicauan burung. 

Pukul 9.50 WITA, kami memulai perjalanan menyusuri Pulau Komodo, melewati pemukiman warga dan jalanan sempit yang dikelilingi rumah panggung yang autentik.

Baca juga :Liburan ke Labuan Bajo? Jangan Lewatkan 366 Lounge!

Perjumpaan pertama kami dengan Komodo terjadi di samping halaman SDN Pulau Komodo, saat melihat seekor Komodo betina kecil yang  turun ke kampung warga. 

“Mereka sering muncul di sini,” jelas Bowo. 

Kami melanjutkan trekking dan terkejut ketika Yuki melihat Komodo di selokan belakang rumah warga. 

“Masih hidup?” tanyanya penasaran. 

“Ya, dia masih hidup. Dia suka berdiam diri setelah aktif mencari makanan tadi pagi,” jawab Bowo dengan tenang.

Setelah beberapa saat berjalan, kami tiba di sabana yang luas, di mana pohon-pohon tua menjadi peneduh yang menyegarkan. Di kejauhan, laut biru dan pulau-pulau kecilnya menambah keindahan.

Bowo mengajak kami menuruni lembah setelah berfoto dengan patung Komodo yang menjadi ikon pulau ini.

Baca juga :Wisatawan Akui Keindahan Warloka Labuan Bajo

Di belakang Puskesmas Komodo, kami menemukan Komodo yang sedang berdiam diri di bawah pohon rindang. 

“Puskesmas ini dibangun untuk memberikan pertolongan pertama terhadap korban gigitan Komodo,” kata Bowo, menjelaskan pentingnya fasilitas tersebut.

Hiroyuki dan Yuki terlihat antusias berfoto di dekat Komodo, dengan arahan dari Bowo agar tidak terlalu mendekati Komodo. Mereka tersenyum bahagia, mengabadikan momen indah ini. 

“Foto terbaik tahun ini,” ungkap Hiroyuki penuh semangat.

Selama perjalanan, kami juga melihat hewan peliharaan warga, seperti kambing, yang berkeliaran mencari makan. Namun, saat memasuki hutan, kami tidak melihat satupun Komodo. Hanya dengar suara burung dari ranting paling jauh.

Di akhir jalur medium trek, kami menemukan delapan Komodo yang berdiam di dekat sungai, tersembunyi di antara bebatuan dan akar pohon.


Hiroyuki dan Yuki tak henti-hentinya mengambil foto, dengan wajah bahagia yang mencerminkan kekaguman mereka.

Setelah puas menjelajahi Pulau Komodo dan berfoto bersama Komodo, Bowo mengucapkan terima kasih kepada kami. 

“Terima kasih telah datang ke sini, pulau dengan sejuta keindahan,” ujarnya.

Yuki menjawab, “Cuma kenangan dan jejak kami yang ketinggalan,” sambil melangkah pelan menuju dermaga untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. 

Dengan penuh kesan mendalam, kami meninggalkan Pulau Komodo, membawa serta pengalaman yang tak terlupakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *