Kekerasan Perempuan dan Anak di Mabar Masih Tinggi, Dinsos Beri Pendampingan

Ragam392 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Manggarai Barat masih menunjukkan angka yang relatif tinggi.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah Image-2024-12-09-at-13.22.28.jpeg


Kepala Dinas Sosial Mabar, Marselinus Jebaru, menyampaikan bahwa laporan terkait kekerasan fisik, emosional, maupun seksual semakin meningkat, yang menuntut perhatian serius dari masyarakat dan pemerintah.

Sebagai langkah untuk menangani masalah ini, Dinas Sosial Mabar telah meluncurkan program pendampingan bagi korban kekerasan. Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan psikologis dan hukum, serta membantu korban dalam proses pemulihan agar mereka dapat kembali beraktivitas dengan normal dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga :Inosensius Peni Minta Kenaikan NJOP Ditinjau Ulang

 “Selama ini, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Mabar cukup tinggi. Peran kita adalah mendampingi. Selain memberikan bantuan psikologis, kami juga melakukan rehabilitasi sosial bagi korban yang mengalami trauma,” ujar Marselinus  pada Kamis (10/4).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa melalui kerjasama dengan pihak swasta, mereka membentuk program Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)  .

“saat ini pemerintah daerah belum memiliki rumah tunggu oleh karena itu  disiapkan oleh pihak swasta yaitu Susteran SSPS Mabar, dengan dana yang didukung oleh Pemda,” tambahnya.

Baca juga :Pimpin Rapat Bersama OPD, Yulianus Weng Tekankan  Penyusunan RPJMD

Di tengah tingginya angka kekerasan, diharapkan dengan adanya pendampingan, kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dapat semakin meningkat. Hal ini diharapkan mampu mengurangi kasus serupa di masa depan.

Marselinus juga menekankan bahwa penguatan ekonomi perempuan bisa menjadi salah satu solusi untuk menurunkan angka kekerasan. Ia menyoroti pentingnya peran keluarga dan lingkungan sekitar dalam menciptakan suasana yang aman bagi perempuan dan anak.

 “Kami menghimbau semua elemen masyarakat untuk saling mendukung dan menjaga satu sama lain demi menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan,” lanjutnya.


Melihat tingginya kasus kekerasan ini, diharapkan seluruh pihak dapat bersatu untuk memberikan perlindungan serta hak yang seharusnya diterima oleh perempuan dan anak di Manggarai Barat.

“Partisipasi masyarakat sangat penting. Jangan ragu untuk melapor jika melihat atau mengetahui adanya tindakan kekerasan. Bersama-sama kita bisa menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak,” tutup Marselinus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *