LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) sukses menggelar festival Internasional Golo Mori Jazz perdana di kawasan wisata Golomori, Labuan Bajo pada Sabtu (12/4/2025).

Kegiatan yang dirancang sejak dua tahun lalu itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Seluruh kursi yang disediakan panitia langsung habis terpesan.
Direktur Utama ITDC, Ari Respati, mengatakan festival ini bukan hanya sekadar hiburan, tapi bagian dari strategi besar mengembangkan Golomori sebagai destinasi wisata baru.
“Kami percaya bahwa pariwisata Indonesia punya kekuatan tersendiri, termasuk di kawasan timur seperti Labuan Bajo dan Golomori,” kata Ari saat ditemui di lokasi acara.
Baca juga :Melangkah di Pulau Padar bersama Wisatawan Australia
Menurut Ari, jazz dipilih sebagai konsep karena memiliki kedekatan dengan kultur masyarakat Nusa Tenggara Timur yang dikenal menghargai seni dan budaya.
Ia menyebut perpaduan antara musik jazz dan pesona alam Golomori menjadi daya tarik tersendiri.
“Jazz itu universal, tapi punya ruh budaya. Masyarakat sini bisa menikmatinya karena memang mereka sangat terbuka dengan pertunjukan seni,” ujarnya.
Festival ini sedianya digelar tahun lalu, namun tertunda karena bencana alam dan faktor teknis lainnya.
Baca juga :Liburan ke Labuan Bajo? Jangan Lewatkan 366 Lounge!
Meski sempat tertahan, Ari menilai penundaan itu justru memberi waktu lebih matang untuk persiapan. Hasilnya, acara berlangsung meriah dan dipenuhi penonton.
Dari 600 kursi yang disiapkan, semua langsung terisi. Bahkan, ITDC membuka tambahan beberapa titik penonton. Namun, tiket tetap cepat habis.
“Kami kaget dan terharu, ternyata animo masyarakat begitu besar. Ini jadi bukti bahwa minat terhadap destinasi baru seperti Golomori sangat tinggi,” kata dia.
Selain mengangkat potensi seni dan budaya, Ari menegaskan acara ini adalah bagian dari dukungan ITDC terhadap program pemerintah dalam mengembangkan destinasi super prioritas.

Ia yakin, dengan pendekatan yang tepat, kawasan seperti Golomori bisa menjadi motor baru kebangkitan pariwisata nasional.
“Ini bagian dari ikhtiar kami, terutama setelah sektor pariwisata sempat terpukul pandemi dan tekanan ekonomi global,” ucapnya.
Ari berharap festival jazz ini bisa menjadi agenda rutin yang tak hanya dinikmati wisatawan, tapi juga membawa manfaat ekonomi bagi warga sekitar.