SMAN 1 Komodo Unjuk Kreativitas dalam Ujian Seni Budaya

Ragam271 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.CCOM, MABAR – Beberapa waktu lalu, peserta didik kelas XII SMAN 1 Komodo kembali melanjutkan rangkaian Ujian Praktek Akhir Sekolah Tahun Pelajaran 2024/2025. 


Beragam karya seni hasil kreativitas siswa dipentaskan, mulai dari Tari Kreasi Nusantara, Tari Tradisional Sae dan Rangkuk Alu dengan gaya baru, Caci Kreasi, Tari Sae Kreasi, hingga vokal grup yang membawakan lagu Benggong dan Pati Lingko khas Manggarai.

Tak hanya itu, ada pula penampilan perkusi bambu (Cakatinding Bambu) dan musik tradisional pukul gendang yang membawakan empat irama Manggarai: Takiktu, Ndundu Ndake, Redep, dan Concong.

Baca juga :INBISNIS Property, Menjadikan Properti Anda Lebih Berharga

Guru Seni Budaya, Ibu Theresia Jaung, menyampaikan bahwa tema yang diberikan kepada siswa adalah “Tari Kreasi Nusantara dan Musik Tradisional”. 

Pengembangan ide, penggarapan musik, gerakan, dan koreografi sepenuhnya merupakan hasil kerja siswa sendiri.

“Semua kreativitas ini seutuhnya berasal dari siswa. Saya hanya memberikan tema dan arahan. Melihat penampilan mereka, saya merasa sangat senang, bangga, dan bahagia. Sungguh, kalau siswa kreatif, guru pun ikut bahagia,” ujarnya.

Baca juga :Liburan ke Labuan Bajo? Jangan Lewatkan 366 Lounge!

Ia juga menegaskan bahwa nilai terbesar dalam mata pelajaran Seni Budaya adalah praktek.

“Ujian ini tidak hanya sebagai media evaluasi pembelajaran, tetapi juga sebagai wadah pelestarian budaya lokal dan penguatan identitas budaya Manggarai,” imbuhnya.

Salah satu peserta ujian, Amel Ferda dari kelas XII IPA 2, juga memberikan kesan dan pengalamannya.


“Kami sangat senang dan bangga bisa menampilkan tarian kreasi kami sendiri. Persiapannya cukup panjang karena bersamaan dengan ujian tulis, tapi kami berusaha maksimal. Semua kami kerjakan bersama ide, musik, koreografi. Terharu juga karena ini momen-momen terakhir kami di sekolah,” kata dia. 

Sebagai penutup kegiatan, para siswa menyerahkan buket bunga kepada Kepala Sekolah, Bapak Martinus Marson, sebagai simbol rasa terima kasih mereka kepada seluruh bapak dan ibu guru yang telah setia mendampingi perjalanan pendidikan mereka hingga akhir.