Pengembangan Pariwisata : BPOLBF Fokus pada Keberagaman dan Keberlanjutan

Pariwisata24 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Labuan Bajo berkomitmen untuk mengembangkan sektor pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan. 


Direktur BPOLBF, Frans Teguh, menyatakan bahwa pengembangan pariwisata harus melibatkan seluruh potensi yang ada di NTT, tidak sekadar terpusat di Labuan Bajo, namun juga merata hingga ke berbagai pulau di region ini.

Frans menekankan pentingnya memperluas jangkauan pariwisata ke wilayah-wilayah lain, termasuk Flores, Alor, dan seterusnya.

Baca juga :INBISNIS Property, Menjadikan Properti Anda Lebih Berharga

“Kami ingin memastikan bahwa seluruh daerah di NTT dapat merasakan manfaat dari pariwisata. Oleh karena itu, pengembangan SDM yang kompeten menjadi prioritas agar destinasi wisata dapat dikelola dengan baik,” ujarnya, Senin (12/9).

Frans menjelaskan bahwa pengembangan utama pariwisata NTT akan difokuskan pada sektor wisata bahari, terutama di Labuan Bajo yang dikenal sebagai pintu gerbang menuju Taman Nasional Komodo. Promosi akan dilakukan untuk mendukung pariwisata bahari berkelanjutan di Alor, Rote, dan Flores, dengan peningkatan infrastruktur yang ramah lingkungan serta penguatan konservasi keanekaragaman hayati laut.

Ia menambahkan, pengembangan sektor kuliner juga akan mendapatkan perhatian khusus. Kuliner khas seperti Jagung Bose, Sei, dan Tuak akan diangkat melalui Festival Kuliner NTT, serta kerjasama dengan komunitas lokal. Agrowisata, termasuk perkebunan kopi di Flores dan tambak garam tradisional di Rote, juga menjadi bagian dari strategi pengembangan.

Baca juga :Lima Kawasan Favorit di Labuan Bajo yang Diincar Investor

Ekowisata akan dipromosikan melalui pengembangan Taman Wisata Alam Ruteng dan Gunung Kelimutu, serta dukungan terhadap wisata berbasis masyarakat di Desa Wae Rebo. Penerapan sertifikasi ramah lingkungan akan diterapkan di penginapan dan tur, sebagai upaya menjaga kelestarian alam.

Di sisi lain, penguatan wisata religi juga menjadi bagian penting dari pengembangan pariwisata. Hal ini akan dilakukan melalui rute ziarah Katolik di Flores dan warisan Islam di Alor, disertai dengan perayaan festival religi-budaya seperti prosesi Paskah di Larantuka dan pelestarian ritual adat di Sumba.


Frans menegaskan bahwa upaya ini ditujukan untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam industri pariwisata dan mendorong partisipasi masyarakat setempat. 

“Kami berharap dengan langkah-langkah ini, pariwisata NTT akan semakin dikenal dan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat,” tutupnya.