Satu Persen Buat Konservasi TNK, Begini Komitmen Pelaku Wisata Bajo

Bisnis, Pariwisata16 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) menggelar pertemuan bersama para pelaku usaha wisata di Labuan Bajo pada Senin, 30 Juni 2025 lalu.


Kepala BTNK Hendrikus Rani Siga mengatakan, forum ini penting untuk menyamakan persepsi antara pemerintah dan pelaku wisata.

“Untuk menyamakan persepsi, terutama yang berkaitan dengan pelayanan,” ujar Hendrikus saat ditemui usai pertemuan, Senin (30/6/2025).

Baca juga :INBISNIS Property, Menjadikan Properti Anda Lebih Berharga

Ia menyebut, banyak hal teknis yang perlu diperbarui agar tidak menimbulkan kebingungan di lapangan. Kadang kala, ada kebijakan yang dirancang oleh BTNK namun tidak sampai ke pelaku usaha.

“Kadang-kadang yang teknis di lapangan itu belum di-update oleh balai. Atau sebaliknya, pelaku usaha juga tidak tahu sudah ada pembaruan,” ujarnya.

Forum ini jadi wadah untuk saling memberi masukan, baik dari pihak BTNK maupun pelaku usaha. Salah satu persoalan teknis yang muncul yaitu soal pembelian tiket masuk kawasan Taman Nasional Komodo.

“Kalau beli tiket di lapangan, kadang barcode-nya tidak keluar. Atau loading-nya lama. Itu karena sinyal internet di lokasi terbatas,” jelasnya.

Baca juga :Trip Seru ke Komodo Bersama LABAHO Selama Libur Sekolah

Ia mengimbau agar pengunjung membeli tiket lebih awal, terutama saat masih di Labuan Bajo dan mengingatkan agar pengunjung tidak masuk ke kawasan tanpa tiket sebab bisa dikenakan denda.

“Kalau sudah punya tiket, aman. Tidak perlu takut denda. Jadi jangan tunggu beli di tempat,” tambahnya.

Selain soal teknis, dalam pertemuan juga dibahas soal komitmen pelaku wisata untuk mendukung pelestarian kawasan.

Baca juga :Nikita Willy Rayakan Ultah di Labuan Bajo

BTNK mendorong adanya gerakan partisipatif dari para pelaku usaha. Salah satunya lewat kontribusi dana sukarela yang bisa disalurkan melalui Badan Peduli Taman Nasional Komodo.

“Kita diskusi soal gerakan 1% dari keuntungan bersih usaha. Itu bisa disalurkan untuk mendukung pengelolaan Taman Nasional Komodo,” kata Hendrikus.


“1%, 2%, 3%, atau 5%. Silakan disepakati bersama. Tapi ini bentuk terima kasih dari pelaku usaha yang selama ini menjual paket wisata ke kawasan konservasi,” tambahnya.

Ia berharap, gerakan ini bisa memperkuat kolaborasi antara pelaku usaha dan pemerintah supaya pengelolaan kawasan semakin baik dan pelayanan makin berkualitas.


Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.