LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Uskup Keuskupan Labuan Bajo, Maksimus Regus menegaskan bahwa Festival Golo Koe bukan sekadar tontonan, tetapi juga panggilan untuk menjaga alam dan budaya Manggarai.

“Keberlanjutan dan kebangsaan menjadi subtema, begitu juga sinodalitas dan inklusivitas,” kata Uskup Maksimus saat menutup Festival Golo Koe 2025 di Waterfront City, Jumat (15/8/2025).
Ia menyebut keberlanjutan lingkungan, ekonomi, dan ekologi sebagai fokus kerja pastoral gereja lokal. Alam, menurutnya, adalah bagian dari identitas orang Manggarai.
“Tanpa alam yang utuh, kita tidak akan pernah lengkap menjadi orang Manggarai. Ancaman terhadap lingkungan juga ancaman terhadap identitas kita,” ujarnya.
BACA JUGA :
– LABAHO, Layanan Wisata Lengkap di Labuan Bajo
– 366 Property Hadirkan Standar Baru dalam Investasi Labuan Bajo
– Cari Properti di Labuan Bajo? Inbisnis Property Solusinya!
– Pice Kota Siap Menggetarkan Panggung Festival Golo Koe 2025
– Lakukan Kegiatan di TN Komodo? Wajib Punya SIMAKSI
– Pembangunan Pulau Padar Berimbas bagi Warga Lokal
Festival Golo Koe, lanjutnya, menjadi bukti bahwa orang Manggarai Raya mampu berbicara dan memperjuangkan hak mengelola alam pariwisata yang merupakan bagian dari kehidupan.
“Festival ini menegaskan martabat lokal kita. Nilainya jauh di atas profit pariwisata. Ini ruang perjumpaan antarbudaya dan antar iman,” kata Uskup Maksimus.
Ia menutup sambutannya dengan pesan agar pariwisata tetap lestari dan menjadi anugerah Tuhan yang dirawat bersama.
“Kita adalah penikmat sekaligus perawat bagi keindahan pariwisata di Labuan Bajo ini. Itu adalah panggilan historis, panggilan budaya bagi kita semua yang ada di sini,” tutupnya.
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.