LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Perusahaan PT Komodo Wildlife Ecotourism (KWE) bersama PT Palma Hijau Cemerlang (PHC) telah bertemu dengan warga Pulau Komodo pada Rabu (13/8/2025) lalu.
“Mereka datang menemui warga pada tanggal 13 Agustus lalu,” kata Firman, Ketua Ikatan Ata Modo, Minggu (24/8/2025).
Menurut Firman, kehadiran perusahaan menimbulkan kecurigaan. Ia menegaskan, tidak ada kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan itu.
Baca juga :LABAHO, Layanan Wisata Lengkap di Labuan Bajo
“Tidak ada kesepakatan apa-apa. Kami ini sudah jadi mainan korporasi. Kalau kamu masuk, hargai rumah. Kalau tidak mau hargai, ya jangan datang,” tegasnya.
Dalam pertemuan itu, perusahaan menjawab sejumlah pertanyaan warga, termasuk soal jumlah bangunan yang mencapai 619 unit.
Perwakilan PT KWE membenarkan hal tersebut dan mengakui data-data tentang pembangunan fasilitas di Pulau Padar yang beredar di medsos. Mereka juga sedang mengajukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ke UNESCO.
Baca juga :Lima Tahun ke Depan, Target 1 Juta Wisatawan ke Labuan Bajo
Namun, warga menyesalkan proses itu karena tidak melibatkan masyarakat.
“Mirisnya, masyarakat Komodo tidak tahu sama sekali tentang AMDAL itu. Kita merasa ditipu oleh PT KWE,” kata Firman.
Ia juga mengingatkan bahwa sebelumnya beberapa perusahaan ini pernah ditolak keras oleh masyarakat. Kini, pola yang sama kembali terulang.
“Apalagi tawarannya cuma pekerjaan yang mungkin bullshit. Kita anak muda lebih pilih bangun ekonomi kita sendiri, dari kaki kita sendiri,” ujarnya.
Firman menegaskan, hingga kini sikap warga Pulau Komodo tetap konsisten: menolak kehadiran perusahaan di kawasan Taman Nasional Komodo.
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.