Seniman Bandung Ini Jadikan Labuan Bajo Inspirasi Karya Seni

Pariwisata, Ragam162 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Gandhi Eka, seniman asal Bandung, menampilkan hasil karyanya setelah menjalani residensi selama dua minggu di Labuan Bajo.


Komunitas Videoge, kelompok yang juga menggagas Festival Kampung di Labuan Bajo, mengadakan program ini pada 10–20 September 2025.

Saat tim menemui Gandhi di Pantai Pede pada Sabtu (20/9/2025), ia mengungkapkan rasa senangnya bisa berkarya di Labuan Bajo. Ia mengatakan bahwa karya-karyanya muncul dari pengamatan dan pengalaman pribadinya selama tinggal di sana.

Baca juga :Trip Mancing Sehari di Labuan Bajo

“Ada kumpulan gambar anak kecil, sketsa, dan saya juga memakai beberapa barang bekas untuk menerjemahkan seperti apa Labuan Bajo itu,” ujar Gandhi.

Ia melihat Labuan Bajo sebagai tempat yang unik dan kompleks. Menurutnya, pariwisata, kehidupan nelayan, budaya yang kuat, dan keberagaman latar belakang penduduk saling bersinggungan. Ia menuangkan semua keunikan itu ke dalam karya seninya.

Beberapa karya Gandhi memuat tulisan yang akrab bagi warga lokal, seperti “molas” (cantik), “oto kol” (mobil kayu), “belis”, dan “tempe 520”. Ia menjelaskan bahwa tulisan-tulisan itu berasal dari hal-hal yang ia pelajari dan alami secara langsung di Labuan Bajo.

“Kalau mas lihat di karya saya, ada tulisan seperti ‘oto kol’ dan lain-lain. Itu semua hasil dari apa yang saya ketahui dan alami sendiri di Labuan Bajo,” jelasnya.

Baca juga :Limbang Tacik TA’A 2025 Sukses Digelar di Labuan Bajo

Dalam salah satu karya, Gandhi menggambarkan ritme pariwisata melalui ilustrasi Komodo dan kapal-kapal wisata yang dikelilingi gedung-gedung tinggi. Ia memakai karya itu untuk menyampaikan pandangannya tentang dominasi pihak-pihak berkepentingan dalam sektor pariwisata Labuan Bajo.

Gandhi menciptakan beragam karya, termasuk sketsa hitam-putih, gambar anak-anak, dan kain perca yang berisi tulisan tentang Labuan Bajo berdasarkan pengalamannya.

Gandhi sudah lama berkecimpung di dunia seni rupa. Ia menyelesaikan pendidikan di DKV ISI Yogyakarta dan melanjutkan ke Magister Seni Rupa di FSRD ITB.

Selama ini, ia terus aktif berkarya di dalam dan luar negeri. Ia banyak mengangkat praktik visual, narasi warga, pengalaman sehari-hari, serta simbol-simbol lokal dalam karyanya.


Gandhi mengedepankan kerja lintas medium dengan pendekatan arkeologi eksperimental. Ia sudah berpameran di Los Angeles, Frankfurt, Skotlandia, dan tampil di Sundance Film Festival Asia.

Ia juga ikut berpartisipasi dalam Jakarta Biennale 2024 dan terpilih mengikuti Maybank Fellowship Program Malaysia 2025.

“Saya akan pulang tanggal 23 September ini. Saya berharap karya ini bisa memberikan sesuatu yang baru untuk Labuan Bajo. Tentu saja, saya sangat kangen kota ini,” tutupnya.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.