Labuan Bajo Terasa Lebih Panas, Ini Penjelasan BMKG

Ragam187 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Warga Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluhkan cuaca panas dalam beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa kondisi ini tidak terjadi karena fenomena equinox.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah labaho1.jpeg


Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, menjelaskan bahwa equinox merupakan fenomena astronomi ketika matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. Peristiwa ini biasanya terjadi dua kali setahun, sekitar 21 Maret dan 23 September.

“Equinox membuat durasi siang dan malam hampir sama di seluruh dunia, yaitu sekitar 12 jam. Tapi fenomena ini tidak serta-merta menyebabkan lonjakan suhu,” kata Maria, Selasa (23/9/2025).

Baca juga :Trip Sunset Labuan Bajo, Perjalanan Singkat yang Berkesan

Maria menyebut panas yang dirasakan warga Labuan Bajo berasal dari pengaruh cuaca lokal. Suhu udara memang mencapai 32°C, tetapi kelembaban yang tinggi membuat tubuh terasa lebih gerah.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah AD_4nXeJjhlBaOOr-jSX6uf98hikHJtIbHUPvUf-0eddYC0zzN9UN8BIsA7c6uGyI3Zq4V-4zdItCtTuTgj5sFglH7wVPl32hNjaZiViiJX-NPnCzs44XNAwmZpB8VeS9mQYDTKlP42yYCE8cxRAgNzAXc3XnUY


“Siang ini suhu mencapai 32°C dengan kelembaban sekitar 62%. Udara lembab membuat keringat sulit menguap, sehingga tubuh tidak cepat dingin. Karena itu, kita merasa lebih panas,” jelasnya.

Selain kelembapan, Maria menambahkan bahwa langit cerah dan minim awan juga memperparah kondisi. Matahari menyinari permukaan tanpa penghalang, sehingga meningkatkan paparan radiasi langsung dan menambah sensasi panas yang warga rasakan.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *