Hotel di Labuan Bajo Masih Andalkan Pasokan Pangan dari Luar

Kuliner, Pariwisata228 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Ketua Bidang Hotel Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Manggarai Barat, Yuvensius Darung, menyoroti dominasi pasokan pangan dari luar daerah untuk kebutuhan hotel dan kapal wisata di Labuan Bajo.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah labaho1.jpeg


“Kalau kita bicara sayur, buah, telur, daging, bahkan ayam, hampir 90 persen masih kita datangkan dari luar. Dari Banyuwangi, Surabaya, Bali, Bima, sampai Sulawesi,” ujar Yuvensius, Kamis (25/9/2025) malam.

Ia menjelaskan bahwa rantai pasok pangan lokal belum mampu memenuhi permintaan besar dari industri perhotelan. Padahal, belanja bahan pangan di sektor pariwisata menyedot perputaran uang yang sangat besar.

Baca juga :LABAHO, Layanan Wisata Lengkap di Labuan Bajo

“Kalau satu kapal wisata belanja kebutuhan makan-minum untuk trip 3 hari 2 malam, itu bisa habis Rp7-8 juta. Bayangkan kalau ada 300 kapal perputaran uang bisa mencapai ratusan miliar per bulan. Belum lagi pengeluaran hotel-hotel,” jelasnya.

Yuvensius mencontohkan, jika 100 hotel membelanjakan rata-rata Rp3 juta per hari untuk pangan, maka uang yang berputar bisa tembus Rp300 juta per hari.

“Kalau dikalikan 30 hari, jumlahnya sudah miliaran. Tapi pertanyaannya, apakah masyarakat lokal ikut menikmati manfaatnya? Sangat kecil, karena kita tidak mengandalkan pasokan dari sini,” ujarnya.

Baca juga :Pilihan Transportasi di Labuan Bajo: Cara Mudah Keliling Kota

Melihat kondisi tersebut, Yuvensius mendorong pemerintah daerah menyusun strategi serius untuk membangun rantai pasok pangan lokal. Ia menekankan pentingnya pemetaan lahan serta pendampingan petani agar produksi pangan sesuai kebutuhan hotel dan kapal wisata.

“Kita perlu data: berapa hektar untuk menanam sayur tertentu, siapa yang akan menampung hasilnya, dan bagaimana menjaga harga supaya petani tidak rugi. Ini peluang besar kalau kita kelola dengan baik,” tegasnya.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah AD_4nXeJjhlBaOOr-jSX6uf98hikHJtIbHUPvUf-0eddYC0zzN9UN8BIsA7c6uGyI3Zq4V-4zdItCtTuTgj5sFglH7wVPl32hNjaZiViiJX-NPnCzs44XNAwmZpB8VeS9mQYDTKlP42yYCE8cxRAgNzAXc3XnUY

Ia juga mengingatkan bahwa pariwisata tidak akan memberi manfaat maksimal jika tidak terintegrasi dengan sektor pangan lokal.

“Orang datang ke sini bawa uang banyak. Tapi kalau kita tidak membangun rantai pasok pangan sendiri, masyarakat lokal hanya akan mendapat manfaat kecil. Ini yang harus kita pikirkan bersama,” tutup Yuvensius.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *