Rebok dan Nasi Kolo, Dua Warisan Cita Rasa dari Labuan Bajo

Kuliner34 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Labuan Bajo bukan hanya tentang laut biru, pulau-pulau eksotis, atau senja yang menawan di ufuk barat Flores. Di balik panorama indahnya, tersimpan kekayaan lain yang tak kalah berharga warisan kuliner tradisional yang menggambarkan kehangatan, kebersamaan, dan kearifan lokal masyarakat Manggarai.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah labaho1.jpeg


Dua di antaranya adalah Rebok dan Nasi Kolo, dua hidangan sederhana yang menyimpan cerita panjang tentang kehidupan dan budaya Flores.

Nasi Kolo: Nasi Bambu yang Harum dan Sarat Makna

Bagi masyarakat Manggarai, nasi bukan sekadar sumber energi, melainkan lambang kehidupan. Dari keyakinan itu lahirlah Nasi Kolo, hidangan khas yang dimasak dengan cara unik di dalam bambu.

Prosesnya dimulai dengan memasukkan beras, air, dan sedikit garam ke dalam bambu muda, lalu menutupnya dengan daun pisang. Bambu tersebut kemudian dibakar perlahan di atas bara api. Saat api mulai menyentuh permukaan bambu, udara pun dipenuhi aroma wangi khas perpaduan harum bambu, daun pisang, dan asap kayu yang menggugah selera.

Setelah matang, bambu dibelah dan tampaklah nasi yang pulen, lembut, dengan rasa gurih alami serta sentuhan smoky yang khas.

Kolo sering disajikan dalam acara adat, pesta panen, atau perayaan keluarga sebagai simbol persatuan dan rasa syukur. Biasanya disandingkan dengan ikan bakar segar, sambal lu’at yang pedas segar, atau daging se’i, menciptakan harmoni rasa yang memanjakan lidah.


BACA JUGA :

– Inbisnis Property Tawarkan Layanan Satu Pintu untuk Bisnis dan Properti di Labuan Bajo
– Jelajah Pulau Sumba 4 Hari 3 Malam bersama LABAHO
– Resmi! Labuan Bajo Punya Pusat Agrowisata Kerja Sama dengan BINUS
– Ribuan Kain Songke Akan Membentang di Waterfront, Meriahkan Komodo Waterfront Festival 2025
– Tips dan Trik Liburan di Labuan Bajo Saat Musim Hujan


Lebih dari sekadar makanan, Nasi Kolo adalah wujud kebersamaan. Di banyak kampung, proses memasaknya dilakukan beramai-ramai, penuh canda, cerita, dan doa. Setiap batang bambu yang dibakar menjadi saksi hangatnya hubungan antar sesama.

Rebok: Kesederhanaan yang Menghangatkan Jiwa

Jika Kolo melambangkan kebersamaan, maka Rebok adalah simbol kesederhanaan dan ketulusan. Terbuat dari tepung jagung sangrai yang dicampur dengan parutan kelapa dan sedikit gula atau garam, Rebok menjadi makanan ringan tradisional yang sudah diwariskan turun-temurun.

Rebok memiliki tekstur halus dan rasa yang unik gurih, manis, dan lembut di lidah. Biasanya disajikan sebagai sarapan pagi atau camilan sore, ditemani secangkir kopi Flores yang harum dan kuat.

Dahulu, Rebok sering dijadikan bekal perjalanan jauh atau hidangan untuk menyambut tamu. Makanan ini lahir dari kehidupan masyarakat yang sederhana, yang tahu bagaimana memanfaatkan hasil alam dengan penuh rasa syukur.

Rebok dan Nasi Kolo bukan hanya makanan khas keduanya adalah potret kehidupan masyarakat Flores. Dari bambu yang membungkus nasi hingga butiran jagung yang disangrai dengan sabar, semuanya mengajarkan nilai tentang kesederhanaan, kebersamaan, dan cinta terhadap alam.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah AD_4nXeJjhlBaOOr-jSX6uf98hikHJtIbHUPvUf-0eddYC0zzN9UN8BIsA7c6uGyI3Zq4V-4zdItCtTuTgj5sFglH7wVPl32hNjaZiViiJX-NPnCzs44XNAwmZpB8VeS9mQYDTKlP42yYCE8cxRAgNzAXc3XnUY


Kini, kedua hidangan ini mulai banyak ditemukan di restoran dan homestay di Labuan Bajo. Wisatawan yang datang bukan hanya bisa mencicipi rasanya, tapi juga merasakan kisah di baliknya kisah tentang orang-orang yang hidup selaras dengan alam, menjaga tradisi, dan menyalakan api kebersamaan di setiap dapur.

Dua makanan sederhana ini membuktikan bahwa cita rasa sejati tak selalu lahir dari kemewahan, tetapi dari ketulusan dan tradisi yang dijaga dengan sepenuh hati.

Jadi, saat kamu menjejakkan kaki di Labuan Bajo, jangan hanya berburu panorama dan matahari terbenam. Cicipilah Rebok dan Nasi Kolo, dan biarkan lidahmu menyelami kisah dan rasa sejati dari tanah Flores. 

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *