LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Sebagai destinasi wisata unggulan, Labuan Bajo terus dibanjiri pengunjung setiap tahun. Pesatnya pariwisata membuat berbagai penyedia jasa perjalanan bermunculan, mulai dari operator tur, penyewaan kapal, hingga travel planner.
Sayangnya, tingginya minat wisatawan juga dimanfaatkan oleh oknum yang menawarkan layanan tanpa izin resmi. Jika tidak berhati-hati, wisatawan bisa mengalami kerugian berupa layanan tidak sesuai, pembatalan tiba-tiba, hingga kehilangan uang.
Berikut ciri-ciri penyedia tur ilegal yang perlu Anda waspadai:
1. Tidak Memiliki Izin Usaha Pariwisata
Penyedia tur yang tidak berizin biasanya tidak memiliki dokumen resmi seperti NIB, TDUP, maupun kelengkapan legal lain. Mereka sering beroperasi hanya lewat media sosial tanpa identitas perusahaan yang jelas. Ketika diminta bukti legalitas, jawabannya cenderung tidak tegas. Wisatawan sebaiknya meminta dokumen izin sebelum melakukan transaksi.
2. Harga Paket Terlalu Murah dari Standar
Penawaran dengan harga jauh di bawah harga rata-rata perlu dicurigai. Biaya operasional tour Komodo tidak murah mulai dari kapal, pemandu resmi, logistik, hingga tiket Taman Nasional. Harga ekstrem rendah biasanya menandakan layanan dipangkas, fasilitas tidak layak, atau perjalanan berisiko dibatalkan setelah pembayaran masuk.
3. Pembayaran Tidak Transparan
Agen tidak resmi sering meminta pelunasan penuh sejak awal tanpa memberikan invoice, bukti pesanan, atau perjanjian layanan. Bahkan ada yang menggunakan rekening pribadi. Praktik ini sangat rawan penipuan. Operator resmi selalu memberikan invoice, itinerary, kontak darurat, dan ketentuan pembatalan yang jelas.
BACA JUGA :
– DPRD Mabar Kecam Tambang Emas Ilegal di Pulau Sebayur
– Sensasi Mai Hang Food Festival yang Sayang Dilewatkan
– Imigrasi Buka Layanan Paspor di Marina, Permudah Wisatawan
– Cara Praktis Menjelajahi Labuan Bajo, Anti Ribet!
– Labuan Bajo Dipoles Lagi, Drainasenya Kini Masuk Tahap Master Plan
4. Tidak Memiliki Kantor Fisik
Banyak agen ilegal hanya hadir secara online dan tidak memiliki tempat operasional yang bisa dikunjungi. Alamat yang dicantumkan di media sosial sering tidak sesuai kenyataan. Sebaliknya, penyedia tur resmi memiliki kantor yang jelas dan bisa ditemui untuk konsultasi.
5. Testimoni Palsu dan Foto Curian
Untuk terlihat meyakinkan, oknum sering menampilkan ulasan yang dibuat-buat atau menggunakan foto dari internet. Biasanya, testimoni mereka terlalu sempurna tanpa rincian pengalaman. Foto kapal dan dokumentasi tur juga sering bukan milik mereka. Wisatawan bisa melakukan pengecekan dengan pencarian gambar untuk memastikan keaslian.
6. Tidak Menyediakan Pemandu Bersertifikat
Dalam kawasan Taman Nasional Komodo, penggunaan pemandu resmi adalah kewajiban demi keselamatan. Agen ilegal biasanya tidak menyertakan pemandu berlisensi demi mengurangi biaya. Hal ini sangat berbahaya, terutama saat trekking di Pulau Komodo dan Rinca yang dihuni satwa liar.
7. Tanpa Fasilitas Keamanan dan Asuransi
Agen resmi menyediakan perlindungan seperti asuransi perjalanan, pelampung, radio komunikasi, hingga prosedur keselamatan. Oknum ilegal sering mengabaikan hal ini. Banyak kapal tidak memenuhi standar keselamatan atau bahkan tidak memiliki izin berlayar.
Tips Aman Memilih Agen Travel
* Verifikasi legalitas melalui NIB/TDUP di situs pemerintah.
* Datangi kantor agen untuk memastikan keberadaan fisik.
* Bandingkan harga beberapa penyedia untuk mengetahui standar pasarnya.
* Pastikan ada perjanjian layanan tertulis serta bukti pembayaran.
* Pilih agen yang direkomendasikan hotel, pelabuhan, atau pihak terpercaya.
Labuan Bajo menawarkan pengalaman luar biasa, dan hal itu tidak seharusnya dirusak oleh praktik travel ilegal. Dengan mengenali tanda-tandanya sejak awal, wisatawan dapat menikmati liburan dengan aman dan nyaman. Pemerintah daerah juga diharapkan meningkatkan pengawasan agar industri pariwisata tetap sehat dan terpercaya.
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Mari bergabung di Group WA berita LABUAN BAJO TODAY setiap hari.
Nikmati berita terkini tentang Wisata dan Investasi di Labuan Bajo.
