Kenapa Labuan Bajo Jadi Salah Satu Lokasi Investasi yang Paling Dilirik?

Bisnis68 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Labuan Bajo bukan lagi sekadar pintu masuk menuju Taman Nasional Komodo. Dalam beberapa tahun terakhir, kota kecil di ujung barat Flores ini berubah cepat menjadi magnet investasi.

Pariwisata tumbuh stabil, infrastruktur terus dikebut, dan permintaan akan akomodasi maupun lahan meningkat jauh lebih cepat dari ketersediaan. Dampaknya jelas: investor dari Jakarta sampai luar negeri mulai melirik kawasan ini lebih serius.

Data tahun 2024 mencatat 38 investor asing menanamkan modal di Labuan Bajo, terutama di sektor perhotelan, restoran, dan layanan diving.

Kepala Seksi Teknologi dan Informasi Imigrasi Kelas II Labuan Bajo, Christian Prantigo, menjelaskan ada dua kategori investor asing yang beroperasi.

“Tahun 2024 sebanyak 23 orang pemegang izin tinggal terbatas dan 15 orang lainnya merupakan pemegang izin tinggal tetap,” katanya.

Lalu, apa sebenarnya yang membuat Labuan Bajo begitu menarik untuk investasi? Dan apakah sekarang momen yang tepat?

Pariwisata Tumbuh Pesat, Bisnis Ikut Bergerak

Arus wisatawan ke Labuan Bajo terus naik. Data Dinas Pariwisata Manggarai Barat mencatat 403.464 wisatawan berkunjung hingga November 2025. Dari jumlah itu, wisatawan asing mencapai 298.408 orang dan nusantara 105.056 orang.


BACA JUGA :

– Meruorah Komodo Labuan Bajo Raih Penghargaan Trip.Best Premium Hotel 2025
– The Golo Mori Jadi Tuan Rumah, Bahas Inklusi Sosial dan Disabilitas
– Imigrasi Buka Layanan Paspor di Marina, Permudah Wisatawan
– Ciri-ciri Agen Travel Ilegal di Labuan Bajo,Kenali Sebelum Jadi Korban
– 3 Rekomendasi Paket Wisata Liburan Akhir Tahun 2025 di Labuan Bajo


Kenaikan ini otomatis mendorong kebutuhan akomodasi, layanan wisata, properti, hingga lahan. Ketika permintaan lebih tinggi dari suplai, nilai aset ikut naik. Banyak investor memanfaatkan kondisi ini untuk capital gain jangka panjang.

Branding sebagai destinasi wisata premium juga memberi dorongan besar. Event internasional yang rutin digelar pemerintah membuat nama Labuan Bajo makin mendunia dan berdampak langsung pada harga tanah serta pengembangan kawasan.

Infrastruktur Jadi Sorotan Utama

Pembangunan infrastruktur adalah faktor paling signifikan. Bandara Komodo diperluas, runway diperpanjang, dan fasilitas ditingkatkan. Akses jalan diperbaiki, pelabuhan ditata ulang, dan konektivitas ke spot wisata semakin mulus.

Saat meninjau Bandara Internasional Komodo pada Jumat (14/11/2025), Menko IKP Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan kapasitas bandara sudah hampir penuh dan perlu diperluas.

“Kalau diperkuat dan diperluas, wisatawan domestik maupun internasional akan semakin banyak yang datang,” ujarnya.

Akses yang makin mudah langsung berpengaruh pada nilai kawasan. Daerah yang dulu sepi kini dicari karena konektivitasnya semakin baik. Plataran Komodo dan Golo Mori adalah contohnya.

Nilai Aset Naik Konsisten

Harga tanah di Labuan Bajo terus merangkak naik tiap tahun. Bahkan daerah-daerah yang dulu dianggap jauh ikut terangkat karena pembangunan infrastruktur dan rencana pengembangan kawasan wisata baru.

Beberapa faktor utama yang mendorongnya: Pariwisata stabil, infrastruktur bertambah, supply lahan terbatas, dan branding global sangat kuat.

Jika dibandingkan Bali atau Lombok yang sudah matang, Labuan Bajo masih berada di fase awal pertumbuhan. Artinya ruang kenaikan nilai aset masih besar.


BACA JUGA :

– BPOLBF dan Pemkab Nagekeo Susun Paket Wisata Religi Katolik Labuan Bajo–Nagekeo
– Kampung Ujung Labuan Bajo: Pusat Kuliner Malam yang Selalu Hidup di Tepi Laut
– Desa Wisata Liang Ndara, Destinasi Kamu Selanjutnya di Labuan Bajo
– WNA Boleh Investasi di Labuan Bajo, Asal Nggak Bodong
– Labuan Bajo Dipoles Lagi, Drainasenya Kini Masuk Tahap Master Plan



Kenapa Banyak Investor Memilih Lahan?

Bagi banyak investor, lahan adalah instrumen paling aman. Tanah tidak butuh biaya operasional, tidak rusak dimakan waktu, dan nilainya cenderung naik seiring naiknya permintaan.

Keuntungan lainnya adalah harga masih kompetitif dibanding Bali, banyak kawasan baru yang sedang dibuka, fleksibel: ditahan, dibangun villa, atau dikembangkan untuk bisnis, dan risiko relatif rendah selama legalitas jelas.

Karena itu, banyak investor masuk dari lahan skala kecil dulu sambil mempelajari pasar.

Properti dan Hospitality Melejit

Lonjakan wisatawan membuat kebutuhan penginapan meningkat. Hotel, resort, villa, dan homestay terus dibangun. Tingkat hunian stabil, sehingga investor bisa mendapat cash flow dan capital gain sekaligus.

Ketua Bidang Hotel PHRI Manggarai Barat, Yuvensius Darung, menyebut Labuan Bajo saat ini memiliki sekitar 3.500 kamar, termasuk 1.800 kamar hotel berbintang.

Menariknya, ada 1.500 kamar baru yang sedang dibangun. Di antaranya: Crowne Plaza (199 kamar), Nawa Hotel (169 kamar), proyek Mawatu (sekitar 200–300 kamar termasuk villa), dan proyek lain di Kali Watu, Wai Watu, dan Batu Gosok

UMKM dan Bisnis Lokal Ikut Naik Daun

Tidak semua investasi harus berupa hotel atau lahan besar. Bisnis wisata, transportasi laut, kuliner, hingga penyedia perlengkapan diving ikut tumbuh pesat. Jumlah wisatawan naik, berarti kebutuhan layanan juga ikut naik. Ini peluang besar bagi UMKM lokal maupun pendatang.

Jadi, Apakah Sekarang Waktu yang Tepat?

Melihat tren pariwisata, percepatan infrastruktur, dan harga tanah yang masih kompetitif, jawabannya: iya.

Momentum pertumbuhan Labuan Bajo sedang kuat. Semakin cepat masuk, semakin besar peluang capital gain yang bisa didapat.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Mari bergabung di Group WA berita LABUAN BAJO TODAY setiap hari.
Nikmati berita terkini tentang Wisata dan Investasi di Labuan Bajo.