LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Pelaku pariwisata di Labuan Bajo diminta memperkuat konsolidasi internal sebagai langkah awal membenahi sektor pariwisata. Penguatan data dinilai menjadi fondasi penting agar arah kebijakan pariwisata lebih jelas dan tepat sasaran.
Hal itu disampaikan Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Manggarai Barat, Aloysius Suhartim Karya, saat dikonfirmasi Senin (15/12/2025).
Menurut Aloysius, Sekretariat Bersama yang diketuai oleh ia sendiri akan menjadi wadah konsolidasi 15 asosiasi pariwisata di Manggarai Barat. Fokus awalnya adalah menyatukan basis data pelaku pariwisata.
“Langkah pertama kami adalah menguatkan internal. Data harus rapi dulu. Sekber akan mengonsolidasikan database dari 15 asosiasi, jumlahnya diperkirakan mencapai 10 ribu pelaku pariwisata,” ujarnya.
Ia menilai, selama ini terjadi ketimpangan antara tingginya kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diterima pemerintah daerah.
Aloysius mencontohkan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari kawasan Taman Nasional Komodo tidak berbanding lurus dengan pendapatan daerah. Kondisi ini menjadi kegelisahan pelaku wisata dan masyarakat setempat.
BACA JUGA :
– Mie Ayam Pangsit, Pas Dinikmati Saat Hujan di Labuan Bajo
– Bazar Natal di Labuan Bajo, Kulinernya Enak-enak
– Sekber Asosiasi Wisata Labuan Bajo, BTNK Soroti SDM
– Spot Wisata Nikmati Sunset Terakhir 2025 di Labuan Bajo
– Panduan Aman Berenang di Pantai Pink Komodo untuk Wisatawan
Hingga Oktober 2025, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Taman Nasional Komodo tercatat mencapai Rp89,14 miliar. Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata Manggarai Barat baru sekitar Rp2 miliar hingga November 2025.
Masalah lain yang disoroti adalah belum terintegrasinya seluruh pemangku kepentingan pariwisata. Akibatnya, berbagai persoalan di lapangan sulit dikendalikan, termasuk praktik penipuan oleh oknum pelaku wisata.
“Kalau semua terintegrasi, masalah-masalah seperti penipuan bisa lebih mudah ditelusuri dan dicegah. Kuncinya ada pada komitmen bersama,” katanya.
Selain itu, Aloysius juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata. Standar Sertifikasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dinilai perlu diterapkan agar layanan wisata di Labuan Bajo semakin profesional.
Tak hanya soal ekonomi, ia mengingatkan pengembangan pariwisata juga harus memperhatikan lingkungan. Kawasan Tanjung Seneng Komodo, yang menjadi inti destinasi Labuan Bajo, disebut mulai mengalami degradasi.
“Daya dukung kawasan harus diperhatikan. Jangan sampai alam rusak karena pariwisata,” ujarnya.
Aloysius berharap, dengan konsolidasi, integrasi, dan komitmen bersama, pariwisata Manggarai Barat bisa tumbuh berkelanjutan.
“Yang kita jual adalah alam yang murni. Pariwisata Labuan Bajo harus dijaga, bukan hanya untuk sekarang, tapi juga untuk generasi mendatang,” pungkasnya.
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Mari bergabung di Group WA berita LABUAN BAJO TODAY setiap hari.
Nikmati berita terkini tentang Wisata dan Investasi di Labuan Bajo.
