BTNK Ajak Kolaborasi untuk Tingkatkan Konservasi TNK

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – BTNK berupaya membuka ruang kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung dan membangun TNK ke arah yang lebih baik untuk menyiasati kondisi anggaran yang terbatas.


Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Hendrikus Rani Siga, berharap agar lebih banyak mitra bersedia bekerja sama dalam pengelolaan Taman Nasional Komodo (TNK).

“Untuk menyesuaikan dengan anggaran yang terbatas, kami memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Kami membuka ruang kolaborasi melalui kemitraan, seperti izin penyediaan jasa, izin penyediaan sarana prasarana, dan perjanjian kerja sama (PKS),” ujar Hendrikus, Senin (17/3/2025).

Baca juga :366 Property Hadirkan Standar Baru dalam Investasi Labuan Bajo

Ia menjelaskan terdapat dua jenis PKS yang sedang dijalankan, yakni untuk penguatan fungsi dan pembangunan, dan  untuk kerja sama dengan Palma Hijau Cemerlang (PHC) terkait penguatan fungsi, seperti kegiatan patroli, perlindungan, pemulihan ekosistem, monitoring, dan pemberdayaan masyarakat.

Hendrikus menilai adanya kemitraan itu sangat penting untuk mengoptimalkan upaya konservasi, termasuk perlindungan kawasan dan ekosistem perairan laut di TNK. 

“Contohnya, infrastruktur seperti mooring buoy dan dermaga, serta dukungan bagi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau dalam kawasan TNK,” tambahnya.

Baca juga :Lima Kawasan Favorit di Labuan Bajo yang Diincar Investor

Hendrikus juga menekankan perlunya mitra untuk membantu aspek keamanan dan perlindungan, mengingat kendala yang dihadapi BTNK dalam patroli. 

“Kami sangat terbatas dalam sisi patroli, jadi kami butuh mitra yang fokus pada perlindungan ekosistem perairan,” jelasnya.

Sejauh ini, BTNK telah  berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat yang mendirikan puskesmas di Pulau Komodo, serta kerja sama di bidang keselamatan pelayaran dengan Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan (KSOP) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).


Kemitraan juga terjalin dengan Mitratel, anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan kemitraan bersama Komodo Survival Program dalam monitoring dan pengamanan kawasan.

“Efisiensi dilihat sebagai tantangan agar pengelolaan tetap efektif dan kita menghadapi tantangan adanya efisiensi kebutuhan-kebutuhan pengelolaan, satu-satunya cara kita berkolaborasi, tidak ada pilihan lain,” katanya.


Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.