DPR RI Soroti Tantangan dan Inovasi Imigrasi Labuan Bajo

Pariwisata343 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Andreas Hugo Pareira, Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI menanggapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh imigrasi di Labuan Bajo.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah Image-2024-12-09-at-13.22.28.jpeg


Ia sampaikan ini setelah enam hari mengunjungi sejumlah Kantor Imigrasi dan Lembaga Pemasyarakatan di NTT dan mengunjungi Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo pada Jumat (28/3/2025).

Meskipun terdapat dua kantor imigrasi di Flores, di Maumere dan Labuan Bajo, Ujar Andreas, sumber daya serta fasilitas kerja yang tersedia masih terbatas.

“Di Imigrasi Labuan Bajo hanya ada 28 pegawai untuk melayani sejumlah kabupaten,” jelasnya.

Baca juga :Dispar Mabar: Rp 500.000 untuk Tiket TNK Masih Wajar

Lebih lanjut, Andreas menyoroti masalah pemotongan anggaran yang dialami imigrasi, yang berdampak pada keterbatasan fasilitas dan sumber daya. 

“Dalam situasi ini, kami harus mencari cara untuk tetap efektif dalam menjalankan tugas kami,” ujarnya. 

Ia berencana untuk membawa aspirasi serta dukungan untuk pengembangan imigrasi ini ke DPR pusat agar mendapatkan perhatian lebih dalam hal pemenuhan anggaran dan fasilitas kerja yang memadai. 

“Kami akan mengusulkan penguatan anggaran untuk memberikan dukungan yang lebih baik bagi petugas imigrasi,” tegasnya.

Baca juga :Dukung Pariwisata, Frans Teguh Ajak Kerja Kolaboratif

Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, Charles Christian, mengungkapkan komitmennya untuk meningkatkan pelayanan dan pengawasan imigrasi.

“Kita akan berkolaborasi dengan berbagai instansi untuk memperkuat pengawasan di pintu-pintu masuk,” ujarnya.

Menurutnya, inovasi dalam program pelayanan sangat penting, terutama untuk meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di bidang paspor. 

“Untuk program khusus, kami akan upayakan inovasi-inovasi baru di bidang pelayanan,” ujarnya.


Meskipun dalam berbagai keterbatasan, kata Charles, pengawasan yang lebih efektif dan efisien adalah hal yang utama.

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya akan mencari pola-pola pengawasan terbaik yang dapat diterapkan. 

“Pengawasan ada dua, yaitu pengawasan administratif dan pengawasan lapangan. Kita akan coba buatkan di bidang administratif dulu dan jika dibutuhkan, kita akan juga masuk ke dalam pengawasan lapangan,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *