LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Suasana haru menyelimuti perpisahan siswa kelas XII dan Kelas Persiapan Atas (KPA) di Seminari Menengah Yohanes Paulus II (Semyopal) Labuan Bajo pada Senin, 14 April 2024.

Sebanyak 66 siswa kelas XII yang terdiri dari 43 putra dan 23 putri, secara resmi dilepas dalam sebuah upacara yang diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin Rm. Praeses bersama para imam konselebran.
Dalam sambutannya, Rm. Praeses berpesan agar para lulusan menjaga kualitas intelektual, rohani, dan karakter.
“Di mana dan jadi apa pun kamu nantinya, jangan lupa Seminari ini sebagai almamater yang menimpa kalian hingga sampai pada titik ini,” katanya.
Baca juga :Bupati Manggarai Barat Serahkan Usulan P4MI ke Menteri P2MI
Dari total lulusan putra, sebanyak 36 siswa melanjutkan ke jenjang pendidikan calon imam, dengan rincian: 14 ke Keuskupan Labuan Bajo, 8 ke Keuskupan Ruteng, 9 ke Kongregasi Redemptoris, 3 ke Serikat Sabda Allah (SVD), 1 ke Serikat Maria Montfortan (SMM), dan 1 ke Ordo Fransiskan (OFM).
Sementara 7 siswa lainnya memilih tidak melanjutkan ke tahap formasi imam. Seluruh 23 siswi dipastikan melanjutkan studi ke universitas.
Untuk kelompok KPA yang berjumlah 22 orang, sebanyak 14 akan melanjutkan ke Keuskupan Ruteng dan 8 ke Keuskupan Labuan Bajo.
Saat ini, seluruhnya, kelas XII dan KPA masih dalam proses pengajuan lamaran.
Acara sayonara di Aula Seminari berlangsung meriah namun sarat emosi. Diisi dengan berbagai penampilan seperti pantomim dari kelas X, puisi berantai oleh kelas XI, serta lagu-lagu persembahan dari kelas XII, KPB, KPA, dan grup musik Semyopal Band.
Baca juga :Pemkab Mabar Sambut Rencana Investasi di Pulau Kukusan
Dalam pidatonya, Mario Nasur, wakil angkatan kelas XII, mengatakan, “Perpisahan selalu menyisakan sedih. Namun, semua itu demi cita-cita. Kita indahkan perpisahan ini sebagai bekal awal untuk semakin bertolak ke tempat yang lebih dalam.”
Marselinus Masri, S.H., MAP., Kepala Seksi Pendidikan Katolik dari Kantor Kementerian Agama Manggarai Barat, yang mewakili Kepala Kantor, turut memberikan sambutan.
Ia mengingatkan tantangan ketat di dunia kampus, khususnya bagi calon imam. Ia juga menyampaikan harapan kepada lulusan yang tidak melanjutkan ke jalur formasi imam.

“Kami tunggu lamarannya untuk menjadi guru agama empat tahun lagi setelah tamat kuliah. Kita masih kekurangan banyak guru agama. Kalian potensial,” ujarnya.
Acara yang dihadiri oleh seluruh warga komunitas seminari, para guru, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai Barat, Ketua Komite, serta sejumlah orang tua murid ini menjadi momentum penuh makna.