Aktivis Lingkungan Soroti Dampak Pariwisata Labuan Bajo

Pariwisata277 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Sejumlah tokoh masyarakat dan aktivis lingkungan menyampaikan keprihatinan terhadap dampak pembangunan pariwisata di Labuan Bajo melalui diskusi bertajuk “Pariwisata Berkelanjutan di Labuan Bajo”.


Diskusi ini berlangsung di Kedai Kebun Kota: Kopi Flores dan Ruang Jumpa, serta disiarkan secara daring melalui Zoom Meeting pada Selasa (15/4/2025).

Para pembicara berasal dari berbagai sektor, antara lain ; pemerhati lingkungan, pemerintahan, dan masyarakat sipil yang menyoroti ancaman terhadap lingkungan dan minimnya keterlibatan warga lokal.

Baca juga :INBISNIS Property, Menjadikan Properti Anda Lebih Berharga

Aktivis lingkungan Doni Parera membuka diskusi dengan kritik tajam terhadap pola pembangunan yang bergantung pada investor besar. Ia menyebut kehadiran investor justru mempercepat kerusakan lingkungan.

“Investor datang mencaplok, mengambil sumber daya, dan meninggalkan kerusakan. Empat mata air utama di Labuan Bajo sudah mati. Kita sedang menunggu waktu untuk mati kering bersama-sama,” ujarnya, Selasa (15/2).

Selain soal lingkungan, Doni juga menyoroti ketimpangan akses tenaga kerja. Ia mencontohkan satu hotel di Labuan Bajo yang mempekerjakan 200 orang, namun hanya 47 diantaranya warga lokal. Sebagian besar dari mereka bekerja di bagian keamanan dan laundry.

Baca juga :Liburan ke Labuan Bajo? Jangan Lewatkan 366 Lounge!

Anggota DPRD Manggarai Barat, Innocentius Peni, menyebut lemahnya peran pemerintah daerah sebagai faktor lain yang memperburuk situasi. Sejak terbitnya UU Cipta Kerja dan sistem OSS, banyak kewenangan strategis daerah seperti perizinan investasi ditarik ke pemerintah pusat.

“Banyak keputusan penting diambil tanpa melibatkan pertimbangan lokal secara memadai,” sebut Ino.


Ino menambahkan, DPRD saat ini tengah menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang pengelolaan air dan sempadan pantai sebagai upaya penguatan regulasi daerah.

Sementara itu, Doni berencana menggelar aksi sebagai bentuk penolakan terhadap pembangunan di Labuan Bajo yang dinilainya bertentangan dengan kepentingan dan kehidupan masyarakat lokal.


Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.