Turis China Alami Kecelakaan di Pink Beach, Ini Kata Guide

Pariwisata94 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Long Pink Beach di kawasan Taman Nasional Komodo kembali memakan korban turis asal China.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah AD_4nXeJjhlBaOOr-jSX6uf98hikHJtIbHUPvUf-0eddYC0zzN9UN8BIsA7c6uGyI3Zq4V-4zdItCtTuTgj5sFglH7wVPl32hNjaZiViiJX-NPnCzs44XNAwmZpB8VeS9mQYDTKlP42yYCE8cxRAgNzAXc3XnUY


Terbaru, seorang wisatawan bernama Qiu Yan dilaporkan tewas tenggelam saat snorkeling di pantai tersebut, Rabu 18 Juni 2025.

Sebelumnya, dua kasus serupa juga terjadi di lokasi yang sama. Pada 9 Februari 2024, Zhan Yan yang ditemukan tewas tenggelam. Sementara pada 3 Oktober 2023, Yi Liu (26) hilang dan hingga kini jasadnya belum ditemukan.

Baca juga :Ribuan Wisatawan Kunjungi TN Komodo Saat Idul Adha

Pemandu wisata dari agen travel Labuan Bajo Holiday, Edy Tambunan, menyebut ada beberapa kemungkinan penyebab insiden berulang ini. Salah satunya karena kendala bahasa dan minimnya pemahaman turis terhadap briefing keselamatan.

“Turis China rata-rata tidak terlalu paham bahasa Inggris, jadi saat briefing sering tidak nyambung. Tapi mereka juga cenderung langsung nekat nyebur karena adrenalin tinggi,” kata Edy saat ditemui di Labuan Bajo, Sabtu (21/6/2025).

Menurut dia, hal ini banyak terjadi pada wisatawan Asia.

“Begitu melihat laut, langsung ingin snorkeling atau diving, padahal belum tentu mereka paham kondisi laut di situ,” tambahnya.

Baca juga :Trip Seru ke Kelor, Manjarite, dan Kalong Bersama White Pearl 02

Sementara itu, Andro, pemandu wisata lainnya, menjelaskan bahwa Pink Beach memang dikenal sebagai salah satu titik dengan arus bawah laut yang cukup kuat dan tidak terduga.

“Pink Beach itu pusat arusnya. Dari luar tenang, tapi arus bawahnya kuat dan bisa berubah cepat. Kalau tidak hati-hati, bisa langsung terseret,” ujar Andro.

Di sisi lain, menyikapi serangkaian kejadian tersebut, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Manggarai Barat mengeluarkan himbauan resmi kepada seluruh anggotanya untuk memperketat standar keselamatan wisata.

Dalam surat edaran tertanggal 20 Juni 2025, HPI menekankan empat poin penting yang wajib diterapkan oleh seluruh pemandu wisata, baik di darat maupun di laut:

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah AD_4nXcQxpIHJYq2dchMQcRf40P-PV4Vh4k7tJtNf3iCROT6UCg2rrMNsJ_wbkNFpxltb0-pBJp5OSyUZ4JS6L_rbVaTlsTQ4wJ9xafoSveJSk7K_AgbIdCQQh3lCysWjGitBtjo9Tv2
  1. Memastikan keselamatan wisatawan
    Pemandu diminta untuk selalu memberikan pengarahan atau briefing sebelum kegiatan dimulai. Tujuannya agar wisatawan memahami potensi risiko dan prosedur keselamatan di lokasi wisata.
  2. Gunakan alat keselamatan
    Setiap wisatawan wajib mengenakan pelampung atau ring buoy saat melakukan aktivitas di laut. Tender boat juga harus siaga dan mengawasi pergerakan wisatawan secara aktif.
  3. Awasi wisatawan secara ketat
    Seluruh aktivitas, terutama yang berisiko seperti snorkeling, diving, dan trekking harus berada di bawah pengawasan langsung pemandu.
  4. Segera lapor jika ada kejadian
    Jika terjadi insiden, pemandu wajib segera melaporkan kepada otoritas terkait untuk penanganan lebih lanjut.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *