Senja di Bukit Sylvia, Tenang dan Tak Pernah Membosankan

Pariwisata285 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Suasana senja di Bukit Sylvia, Labuan Bajo, selalu punya cara sendiri untuk memikat hati siapa saja yang datang.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah AD_4nXeJjhlBaOOr-jSX6uf98hikHJtIbHUPvUf-0eddYC0zzN9UN8BIsA7c6uGyI3Zq4V-4zdItCtTuTgj5sFglH7wVPl32hNjaZiViiJX-NPnCzs44XNAwmZpB8VeS9mQYDTKlP42yYCE8cxRAgNzAXc3XnUY


Selasa (1/7/2025) sore, banyak wisatawan terlihat berkumpul di puncak bukit. Mereka duduk bersantai, berbincang, atau sekadar berdiri menikmati pemandangan yang terbentang di depan mata. 

Lautan tenang, pulau-pulau kecil, dan langit yang berubah warna menjelang matahari tenggelam, bikin betah dan enggan untuk pulang.

Baca juga :Enam Spot Terbaik Menikmati Sunset di Labuan Bajo

Bukit Sylvia, yang terletak tak jauh dari pusat Labuan Bajo, sudah lama jadi salah satu spot favorit wisatawan untuk menikmati matahari terbenam

Untuk sampai ke puncaknya, pengunjung cukup berjalan kaki sekitar 10 sampai 15 menit dari area parkir. Meski jalurnya sedikit menanjak dan menguras napas, semua terbayar lunas begitu sampai di atas.

Siluet gugusan pulau dan deretan kapal yang bersandar di bawah bukit menambah keindahan sore itu. Langit memamerkan warna jingga yang lembut, berpadu dengan biru laut yang tenang.

“Banyak yang rekomendasi untuk ke sini, makanya langsung datang saja. Apalagi gratis,” ujar Linda, wisatawan asal Bandung yang datang bersama tiga temannya.

Baca juga :Awal Juli, LABAHO Bawa Wisatawan ke Kawasan TN Komodo

Beberapa wisatawan sibuk mengabadikan momen dengan kamera. Ada juga yang hanya duduk diam, larut dalam keheningan dan panorama yang menenangkan.

Bukit Sylvia memang bukan tempat wisata yang dikelola secara resmi. Tidak ada loket, tidak ada fasilitas lengkap. Tapi justru di situlah letak daya tariknya, sederhana dan alami. 

Tidak ada bangunan permanen di atas bukit. Tak ada cafe atau kios. Hanya hamparan rumput ilalang dan semilir angin sore yang menemani.

Warga sekitar berharap para pengunjung ikut menjaga kebersihan bukit ini.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah AD_4nXcQxpIHJYq2dchMQcRf40P-PV4Vh4k7tJtNf3iCROT6UCg2rrMNsJ_wbkNFpxltb0-pBJp5OSyUZ4JS6L_rbVaTlsTQ4wJ9xafoSveJSk7K_AgbIdCQQh3lCysWjGitBtjo9Tv2


“Banyak wisatawan datang, tapi sayangnya kadang mereka tinggalkan sampah. Sayang sekali kalau tempat seindah ini jadi kotor,” kata Yos, guide yang sering mengantar turis ke lokasi tersebut.

Senja di Bukit Sylvia bukan sekadar pemandangan. Ia adalah momen tenang, tempat di mana alam dan manusia saling menyapa dalam kesederhanaan yang indah.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *