LABUANBAJOTODAY.COM, RUTENG – Kapolres Manggarai, AKBP Hendri Syaputra, mengungkap sudah ada 21 aksi demonstrasi terkait rencana proyek panas bumi di NTT.
“Sudah ada 21 aksi demonstrasi terjadi terkait proyek geothermal,” kata Hendri dalam Forum Dialog Geothermal NTT di Aula Rosmalen Unika Santu Paulus Ruteng, Kamis (21/8/2025).
Ia menilai polarisasi masyarakat menjadi tantangan utama dalam menjaga keamanan.
Baca juga :Cari Properti di Labuan Bajo? Inbisnis Property Solusinya!
“Masyarakat kita terbagi tiga: pendukung, penolak, dan netral. Yang lebih rumit, ada yang berpindah posisi. Itu menimbulkan kecurigaan, pertanyaan: ada apa di balik pergeseran itu?” kata dia.
Ia menjelaskan setiap aksi membutuhkan ratusan personel. “Energi, waktu, dan sumber daya kami terkuras. Bahkan psikologi masyarakat ikut tertekan. Ini bukan hal kecil,” ujarnya.
Meski begitu, Hendri menegaskan pihaknya menolak cara represif.
“Kami percaya jalan terbaik adalah musyawarah, bukan kekerasan. Kami dorong dialog, pendekatan hati ke hati. Ada tradisi nana di Manggarai, ritual adat yang bisa mendamaikan. Itu kami dukung,” jelasnya.
Baca juga :White Pearl 02 Layani Wisatawan Prancis ke TNK
Namun ia juga memberi peringatan. “Kalau dialog gagal, negara harus hadir. Tugas kami menjaga keamanan agar Manggarai tetap kondusif. Kami tidak memihak siapa pun, tapi kami wajib menjamin masyarakat hidup damai,” tegasnya.
Dari pihak Gereja, Pater Simon Tukan dari JPIC SVD Ruteng menegaskan sikap menolak geothermal. Menurutnya, proyek ini berpotensi melanggar hak asasi manusia dan merusak ekosistem.
“Kami melihat ada indikasi pemaksaan kehendak, kriminalisasi warga, dan ancaman terhadap masyarakat adat,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa bumi adalah rumah bersama yang harus dirawat, bukan dieksploitasi.
“Paus Fransiskus dalam Laudato Si’ menegaskan, memanfaatkan alam sambil meninggalkan penderitaan adalah dosa ekologis. Geothermal bisa merusak jantung budaya Manggarai yang hidup dari filosofi menyatu dengan alam,” tegasnya.
Forum dialog ini digagas FP2D Manggarai bersama Unika Santu Paulus Ruteng, menghadirkan berbagai narasumber lintas sektor.
Hadir antara lain Gubernur NTT Melki Laka Lena, Bupati Manggarai Heribertus Nabit, perwakilan PLN, JPIC SVD Ruteng, akademisi, serta organisasi mahasiswa.
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.