Proyek Wisata Kukusan, Investasi Miliaran dan Perizinan yang Berliku

Pariwisata83 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat mulai merancang pengembangan destinasi wisata di Pulau Kukusan. Banyak pihak menyebut pulau ini memiliki lanskap yang memikat dan mirip dengan Pulau Padar.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah labaho1.jpeg


Meski wacana tersebut sudah bergulir sejak beberapa waktu lalu, pemerintah belum memulai pembangunan fisik karena proses perizinan masih berjalan.

Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Manggarai Barat, Stefanus Jemsifori, menegaskan bahwa pihaknya belum mengizinkan proyek apa pun sebelum semua izin rampung.

“Saya sudah larang pembangunannya. Bereskan dulu semua perizinan,” tegas Stefanus saat ditemui di kantornya, Selasa (23/9/2025).

Baca juga :Labuan Bajo Terasa Lebih Panas, Ini Penjelasan BMKG

Stefanus memprakarsai langsung rencana pengembangan Kukusan, dan ia juga mulai menjajaki kerja sama dengan investor.

Namun, saat timnya meninjau lokasi, mereka menemukan bahwa lahan yang akan mereka kelola masih berstatus tanah ulayat atau milik bersama warga. Karena itu, pemerintah memutuskan untuk melibatkan masyarakat secara langsung dalam proyek ini.

“Bentuk kerja samanya paling bagus langsung dengan masyarakat,” lanjut Stefanus.

Pemerintah daerah kemudian menyerahkan tanggung jawab pengelolaan proyek ini kepada pemerintah desa dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD).

Dalam rapat yang berlangsung sebulan lalu di kantor DPMD, pemerintah, desa, dan pihak investor sepakat untuk membuat perjanjian kerja sama secara langsung.

“Sekarang ini masih proses. Nanti MOU dan PKS langsung antara desa dan masyarakat dengan mitra,” ujar Stefanus.

Baca juga :Jelajah Pulau Sumba 4 Hari 3 Malam bersama LABAHO

Ia memastikan pihak terkait akan menuangkan semua kesepakatan dalam dokumen resmi, guna mencegah perubahan sepihak di masa depan. Pemerintah juga merancang Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan masa berlaku panjang, antara 30 hingga 40 tahun.

“Yang diskusi hari ini mungkin sudah tidak ada lagi 40 tahun kemudian, tapi PKS itu tetap berlaku,” tambahnya.

Investor yang tertarik pada proyek ini telah menyiapkan dana sekitar Rp6 miliar. Mereka akan mengucurkan dana tersebut setelah seluruh izin rampung.

Rencananya, mereka akan menggunakan dana itu untuk membangun fasilitas wisata seperti wisata bahari, jalur trekking, hingga amphitheater budaya yang menyerupai desain Waterfront Labuan Bajo.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah AD_4nXeJjhlBaOOr-jSX6uf98hikHJtIbHUPvUf-0eddYC0zzN9UN8BIsA7c6uGyI3Zq4V-4zdItCtTuTgj5sFglH7wVPl32hNjaZiViiJX-NPnCzs44XNAwmZpB8VeS9mQYDTKlP42yYCE8cxRAgNzAXc3XnUY


“Nanti dibangun seperti di Waterfront,” kata Stefanus.

Ia juga menilai Kukusan sebagai lokasi yang sangat strategis. Pengunjung hanya membutuhkan 10 menit perjalanan dari Menjaga, 15 menit dari pesisir Warloka, dan sekitar 30 menit dari pusat Labuan Bajo. Ia pun menyebut pemandangan Kukusan memiliki daya tarik visual yang kuat.

“View-nya hampir sama dengan Padar, bahkan 360 derajat. Kalau Padar kan hanya dua sisi,” ungkapnya.

Stefanus menyatakan optimisme bahwa Kukusan bisa menjadi daya tarik wisata baru di luar Taman Nasional Komodo. Ia berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat agar siap menyambut wisatawan.

“Kami akan terus mengedukasi masyarakat,” tandasnya.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *