LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Sebanyak 22 anak muda dari 10 desa di Kabupaten Manggarai Barat mengikuti pelatihan mengenai pertanian ramah iklim di Watu Mori Farm pada 8–9 Oktober 2025.
Pelatihan ini diadakan oleh Konsorsium Pangan Bernas dengan tujuan utama memperkuat ketahanan pangan lokal di tengah tantangan perubahan iklim.
Para peserta diajari metode Climate Smart Agriculture (CSA), atau Pertanian Cerdas Iklim. Pendekatan ini mengajarkan cara bertani yang efisien dalam menggunakan sumber daya alam dan mampu mengurangi emisi karbon dari sektor pertanian.
BACA JUGA :
– Menjelajah Pesona Labuan Bajo Bersama LABAHO
– Panduan Lengkap ke Pulau Komodo dari Labuan Bajo
– Banyak Acara Seru di Labuan Bajo Bulan November Nanti
– Pilihan Transportasi di Labuan Bajo: Cara Mudah Keliling Kota
– Cek Destinasinya! Ini Rute Open Trip Labuan Bajo 3 Hari 2 Malam
Rizky Candra Nuraini, Manajer Program UF Koalisi Pangan Bernas, menekankan pentingnya pelatihan ini bagi generasi muda.
“Orang muda perlu dibekali sejak sekarang. Pertanian cerdas iklim adalah langkah nyata untuk memastikan hasil panen tetap stabil meskipun cuaca makin sulit diprediksi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (13/10/2025).
Praktik Langsung Membuat Pupuk Organik
Selain teori, peserta juga langsung praktik membuat pupuk organik. Mereka belajar cara membuat KNO, PGPR, dan biochar (arang sekam).
Semua peserta terlihat antusias berdiskusi dan bertukar pengalaman tentang kendala di lahan pertanian masing-masing.
BACA JUGA :
– Inbisnis Property Tawarkan Layanan Satu Pintu untuk Bisnis dan Properti di Labuan Bajo
– Jelajah Pulau Sumba 4 Hari 3 Malam bersama LABAHO
– Tarif Sewa Motor dan Mobil Terbaru 2025 di Labuan Bajo
– 5 Destinasi Sunset Gratis di Labuan Bajo
– Tips dan Trik Liburan di Labuan Bajo Saat Musim Hujan
Paulina Mega Meo, salah satu peserta dari Desa Liang Ndara, merasa pandangannya tentang bertani kini lebih terbuka.
“Selama ini pengetahuan kami terbatas. Sekarang saya tahu cara membuat pupuk organik sendiri dan bisa menekan biaya produksi,” katanya.
Pemilik Watu Mori Farm, Benny K. Harman, turut menegaskan perlunya perubahan cara pandang terhadap lingkungan dan pertanian.
“Sudah saatnya kita beralih ke pertanian organik terpadu yang ramah lingkungan,” tegasnya.
Narasumber pelatihan, Rahmat Adinata, juga mendorong para peserta agar kreatif menggunakan bahan-bahan lokal.
“Kita harus inovatif. Contohnya, abu dapur bisa diolah jadi pupuk tanpa harus selalu membeli dari luar,” jelasnya.
Konsorsium Pangan Bernas juga berencana memperluas kerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendukung ketahanan pangan lokal dan transisi menuju pertanian rendah emisi karbon.
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.