Unik, Wae Rebo Punya Tahun Baru Sendiri di Bulan November

Budaya64 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Masyarakat adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, memiliki cara tersendiri untuk menandai pergantian tahun. Alih-alih pada Januari, mereka merayakan Tahun Baru setiap bulan November lewat upacara adat yang disebut Penti.


Penti merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Manggarai sebagai bentuk ungkapan syukur atas hasil panen dan permohonan berkah untuk tahun yang baru. 

Di Wae Rebo, upacara ini selalu digelar setiap 16 November dan menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh warga setempat.

“Upacara Tahun Baru Budaya Wae Rebo, Penti, dilaksanakan setiap tanggal 16 November. Semua masyarakat adat, termasuk keluarga yang tinggal di luar Wae Rebo, pulang untuk ikut,” kata Ven, salah satu warga Wae Rebo, saat dikonfirmasi dari Labuan Bajo, Minggu (26/10/2025).


BACA JUGA :

– Inbisnis Property Tawarkan Layanan Satu Pintu untuk Bisnis dan Properti di Labuan Bajo
– Jelajah Pulau Sumba 4 Hari 3 Malam bersama LABAHO
– Bandara Komodo Kian Sibuk, Labuan Bajo Semakin Diminati
– Menjelajah Pesona Labuan Bajo Bersama LABAHO
– SDM Lokal Didorong Jadi Motor Pariwisata Labuan Bajo


Menurut Ven, bulan November atau Bulan Beko dianggap sebagai awal dari siklus kehidupan masyarakat Wae Rebo. Bulan ini menandai dimulainya masa tanam, sehingga dianggap sebagai pertanda datangnya tahun yang baru.

Dalam pelaksanaannya, upacara Penti berlangsung seharian penuh. Rangkaian acara diawali dengan pemberkatan di tiga titik penting di sekitar kampung: sumber mata air, tempat perlindungan kampung, dan lokasi ritual penolak roh jahat. 

Di tiap titik, para tetua adat melakukan ritual penyembelihan ayam untuk melihat tanda keberuntungan tahun depan.

Usai ritual pagi, masyarakat biasanya melanjutkan dengan tarian Caci, tarian khas Manggarai yang menggambarkan semangat dan persaudaraan. 


BACA JUGA :

– Menjelajah Pesona Labuan Bajo Bersama LABAHO
– Lima Contoh Investasi Properti Menjanjikan di Labuan Bajo
– Banyak Investor Incar Tanjung Boleng, Labuan Bajo
– Parapuar Labuan Bajo, Jalan 1,5 KM Sudah Beres, Weekend-an Makin Seru
– Cek Destinasinya! Ini Rute Open Trip Labuan Bajo 3 Hari 2 Malam


Pada sore hari, warga menuju pemakaman untuk secara simbolis “mengundang” arwah leluhur ikut berpesta. Setelah itu, mereka kembali ke rumah utama untuk melanjutkan ritual.

Puncak upacara berlangsung malam hari dengan Tundak Penti, yang ditandai penyembelihan babi jantan dan betina. Malam kemudian ditutup dengan Sanda, nyanyian adat tanpa alat musik yang dibawakan hingga pagi.

“Penti adalah syukuran tahunan atas berkat dan rezeki selama satu tahun terakhir. Kami juga memberi makan leluhur sebagai bentuk kepercayaan bahwa mereka hidup berdampingan dengan kita,” ujar Ven.

Meski menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat adat, Penti juga menarik minat wisatawan. 


Setiap tahun, baik turis lokal maupun mancanegara datang untuk menyaksikan ritual unik ini. Namun, jumlah pengunjung tetap dibatasi.

“Wisatawan kami batasi, hanya 60 orang saja,” tambah Ven.

Momen ini menjadi ajang pulang kampung besar-besaran bagi warga Wae Rebo.

“Keluarga yang tinggal jauh semuanya datang,” tutup Ven.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Mari bergabung di Group WA berita LABUAN BAJO TODAY setiap hari.
Nikmati berita terkini tentang Wisata dan Investasi di Labuan Bajo