LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Tak hanya di dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), sejumlah spot snorkeling dan diving di luar kawasan juga makin ramai dikunjungi wisatawan. Pulau Kelor menjadi yang paling populer, disusul Manjerite, Kanawa, Sebayur, Bidadari, Sabolo, dan Sture.

Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Stefanus Jemsifori, mengatakan peningkatan kunjungan wisatawan di spot-spot tersebut ikut mendongkrak pendapatan daerah.
“Saya sidak di Pulau Kelor tahun 2024 dapat Rp46 juta sehari. Tahun ini (2025) naik jadi Rp56 juta,” ujarnya, Selasa (28/10/2025).
Retribusi wisata di luar TNK ini diatur dalam Perda Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Wisatawan domestik dikenakan tarif Rp20 ribu, sedangkan wisatawan mancanegara Rp50 ribu.
Stefanus menjelaskan, dari beberapa destinasi favorit tersebut, Pulau Kelor menjadi titik paling ramai karena aksesnya mudah dan fasilitasnya sudah lengkap.
“Kelor sudah punya jetty dan tambatan kapal, jadi wisatawan lebih nyaman,” katanya.
BACA JUGA :
– Menjelajah Pesona Labuan Bajo Bersama LABAHO
– Lima Contoh Investasi Properti Menjanjikan di Labuan Bajo
– Dispar Tolak Mentah-mentah Master Plan Tanjung Boleng dari BPOLBF
– Open Trip Nuca Molas, Jelajah Spot Mirip Jurassic Park di NTT
– Cek Destinasinya! Ini Rute Open Trip Labuan Bajo 3 Hari 2 Malam
Sementara di spot lain seperti Kanawa, Menjerite, dan Sebayur, aktivitas snorkeling dan diving juga cukup ramai, namun fasilitas pendukung seperti dermaga masih terbatas.
Ia juga menyinggung insiden perusakan terumbu karang di Sebayur yang baru-baru ini viral. Menurutnya, kejadian itu murni akibat kelalaian kapal wisata yang menurunkan jangkar sembarangan.
“Saya sangat sayangkan itu. Pemilik kapal dan nahkoda harus bertanggung jawab. Sebayur itu spot snorkeling bagus, tapi rusak karena jangkar,” ujarnya.
Ia berharap kasus tersebut menjadi momentum memperketat pengawasan di perairan Labuan Bajo, terutama di luar kawasan TNK yang kini makin banyak dikunjungi kapal wisata.
“Pengawasan harus lebih ketat, dan kami harap kerja sama antara KSOP, Kepolisian, TNI AL, serta instansi lain bisa lebih aktif,” tutup Stefanus.
Diketahui, sebelumnya jangkar kapal wisata bernama Apik merusak karang di perairan Pulau Sebayur Kecil, Labuan Bajo pada Jumat (25/10/2025).
Dalam video yang beredar luas di media sosial, terlihat jangkar bergerak dengan menyeret hingga merusak terumbu karang pada kedalaman 5-7 meter.
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Mari bergabung di Group WA berita LABUAN BAJO TODAY setiap hari.
Nikmati berita terkini tentang Wisata dan Investasi di Labuan Bajo.















