Dapur Tara, Wisata Alam dan Kuliner Tradisional di Labuan Bajo

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR — Di tengah gencarnya pembangunan pariwisata modern di Labuan Bajo, ada satu tempat yang memilih jalannya sendiri. Namanya Dapur Tara, sebuah ruang wisata yang memadukan alam, budaya, dan kuliner tradisional Flores.


Terletak sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Labuan Bajo, tepatnya di Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Dapur Tara berdiri di tengah sejuknya alam pegunungan. 

Tempat ini dibangun bukan untuk bersaing dengan wisata modern, tapi untuk mengingatkan bahwa kekuatan utama Flores adalah alam dan budayanya.

Pendiri Dapur Tara adalah Liz Yani Tararubi, perempuan asal Maumere yang kini tinggal di Melo, Mbeliling. Ia mendirikan Dapur Tara pada 2019 bersama suaminya.

Dalam Festival Pangan Waringin pada Sabtu (8/11/2025), Liz berbagi kisahnya di depan pengunjung.

“Saya orang Maumere, tapi sudah tujuh tahun tinggal di Melo, Desa Liang Dara,” ujarnya. 

“Saya menemukan arah hidup bahwa menjadi petani itu indah. Setinggi apa pun jabatan kita, tanpa makanan, kita tidak bisa hidup. Kalau semua tidak mau jadi petani, siapa yang sediakan makanan?,” lanjutnya.


BACA JUGA :

– Festival Pangan di Puncak Waringin, Sunset dan Wajik Manggarai Temani Sore
– Jelajah Pulau Sumba 4 Hari 3 Malam bersama LABAHO
– Tarif Sewa Motor dan Mobil Terbaru 2025 di Labuan Bajo
– Kolaborasi Lewat Program In-Flores, Konservasi Komodo Diperkuat 
– Tips Hemat Nikmati Open Trip ke Wae Rebo


Menurut Liz, yang dilakukan di Dapur Tara bukan sekadar masak-memasak atau tanam-menanam, tapi juga merawat kembali benih-benih lokal yang mulai hilang dari Flores.

“Kami berusaha menolak benih dari luar. Kalau dari rumah kita ada benih dan makanan, kenapa harus menerima dari luar? Benih yang dipakai nenek moyang membuat kita bisa hidup sampai hari ini. Jadi kenapa tidak dilanjutkan?” katanya.

Dapur Tara mengusung konsep Flores Living hidup sederhana, menyatu dengan alam. Di sini tidak ada internet atau musik keras, hanya suara burung dan desir angin. 

Pengunjung bisa makan di bawah pohon atau di pinggir sungai. Semua bahan makanan diambil dari kebun organik sekitar dan dimasak dengan kayu bakar.

Menu yang disajikan khas Flores: Nasi Bambu (Nasi Kolo), ayam asap, kelapa giling, kopi Manggarai, teh herbal, hingga buah segar dari kebun. 

“Kami ingin orang luar mengenal Flores bukan hanya dari kulit hitam dan rambut keritingnya, tapi dari budaya dan rasa makanannya,” ujar Liz.

Selain kuliner, Dapur Tara juga menjadi ruang belajar. Liz mendirikan Sekolah Anak Alam Flores dan PAUD Pelangi Baru, dengan 100 anak didik. 


BACA JUGA :

– Menjelajah Pesona Labuan Bajo Bersama LABAHO
– Lima Contoh Investasi Properti Menjanjikan di Labuan Bajo
– Dari Labuan Bajo hingga Ngada, Imigrasi Perkuat Pengawasan WNA
– Mau Pagi atau Sore, Puncak Waringin Tetap Bikin Jatuh Cinta
– Cek Destinasinya! Ini Rute Open Trip Labuan Bajo 3 Hari 2 Malam


Menariknya, biaya sekolah di PAUD ini bisa dibayar dengan hasil kebun orang tua, seperti beras, pisang, atau jahe.

“Kami ingin anak-anak tetap bisa sekolah tanpa alasan biaya,” kata Liz. “Kami juga turun ke desa-desa mengajar anak-anak membaca dan menulis.”

Sebagian pendapatan Dapur Tara, sekitar 10 persen, disisihkan untuk pendidikan dan kesehatan anak-anak sekitar. Liz juga melibatkan komunitas lokal dalam setiap kegiatan dapur dan kebun.

“Yang kami lakukan bukan hanya menanam dan memasak, tapi juga belajar dari alam dan tetua,” tutur Liz. 

“Kami datang ke kampung-kampung, duduk bercerita, belajar apa yang mereka makan dulu, dan bagaimana mereka memasak. Dari sana kami belajar banyak.”

Pengunjung yang ingin menikmati pengalaman lebih lama bisa menginap di Sten Lodge Eco Homestay, penginapan berbasis alam yang berada di area Dapur Tara dan dikelola oleh pihak Dapur Tara sendiri.

Di sana tersedia pondok-pondok bambu bergaya tradisional dengan pemandangan pegunungan dan kebun. 


Semua makanan yang disajikan juga berasal dari dapur yang sama masakan tradisional Flores dengan bahan segar dari kebun organik.

Lokasinya bisa dicapai sekitar 30 menit perjalanan dari pusat Labuan Bajo menuju arah selatan, melewati jalur Trans Flores ke arah Ruteng. 

Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan, dan disarankan melakukan reservasi lebih dulu karena kapasitasnya terbatas.

Melalui Dapur Tara, Liz berharap generasi muda Flores kembali mencintai tanahnya sendiri.

“Kalau dari rumah kita ada makanan dan benih, kenapa harus mencari ke luar? Alam sudah mencintai kita, jadi kita harus membalas cinta itu,” katanya menutup pembicaraan.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Mari bergabung di Group WA berita LABUAN BAJO TODAY setiap hari.
Nikmati berita terkini tentang Wisata dan Investasi di Labuan Bajo.