Forkopimda Boalemo, Gorontalo Studi Tiru Pengembangan Bambu di Labuan Bajo

Bisnis62 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Pemerintah Kabupaten Boalemo, Gorontalo, menilai program pengembangan dan pemanfaatan bambu di Manggarai Barat cukup berhasil. Karena itu, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Boalemo melakukan studi tiru ke Arboretum Bambu di kawasan Batu Cermin, Labuan Bajo.

Rombongan dipimpin Bupati Boalemo Rum Pagau, didampingi Ketua DPRD Karyawan Eka Putra Noho, Kepala Kejaksaan Negeri Nurul Anwar, dan Dandim Letkol Czi Yuda Herizal. Ikut serta Wakil Bupati Lahmudin Hambali, Kepala Kesbangpol Asni Abubakar Yusuf, serta sejumlah pejabat lain.

Kedatangan mereka disambut Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi di ruang kerjanya, Senin siang, 17 November 2025. Bupati Edi menyambut tamunya dengan pengalungan selendang dan topi adat Manggarai, sebelum kemudian mengajak rombongan meninjau Bambu Lestari, pusat produksi bambu di Batu Cermin.

Di lokasi produksi, rombongan Forkopimda Boalemo berdiskusi dengan pengelola mengenai pengadaan bahan baku, proses produksi, hingga distribusi produk bambu.

Program Bambu Manggarai Barat

Bupati Edi menjelaskan bahwa pemerintah daerah bekerja sama dengan Bambu Lestari untuk memaksimalkan pemanfaatan bambu.


BACA JUGA :

– Intip Dua Rute Terindah Menikmati Panorama Bukit Labuan Bajo
– Tips Memilih Kapal Phinisi di Labuan Bajo
– Tarif Sewa Motor dan Mobil Terbaru 2025 di Labuan Bajo
– 5 Spot Snorkeling Paling Keren di Pulau Komodo
– Superfood Kelor Ramaikan Meja Buffet Hotel di Labuan Bajo


Kawasan Gua Batu Cermin dijadikan pusat arboretum bambu, dengan 29 jenis bambu dari seluruh NTT untuk kepentingan konservasi, edukasi, dan daya tarik wisata.

Program ini tidak hanya fokus pada penanaman, tetapi juga hilirisasi. Sebanyak 24 ribu log bambu telah diproduksi. Sebagiannya diekspor, sebagian lagi dipasarkan dalam negeri untuk kebutuhan meja, kursi, hingga sepeda.

Inisiatif ini mendapat dukungan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) yang menilai bambu sebagai sumber daya strategis dalam pengembangan ekonomi restoratif.

Selain itu, bambu dinilai berperan penting sebagai penghasil oksigen dan dapat menjadi dasar memperoleh insentif dari pemerintah pusat. Rebung bambu yang kaya protein juga dianggap potensial untuk mendukung upaya penanganan stunting.

Penguatan Ekosistem Ekonomi Bambu

Sebelumnya, Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) bersama sejumlah pemangku kepentingan menggelar kegiatan Belajar Silang Lintas Sektor pada 28 Oktober 2025 di Kampus Bambu Komodo, Labuan Bajo.


BACA JUGA :
– Lima Contoh Investasi Properti Menjanjikan di Labuan Bajo
– Jelajah Pulau Sumba 4 Hari 3 Malam bersama LABAHO
– Bandara Komodo Hampir Penuh, Menko AHY Minta Perluasan Dipercepat
– Rental Mobil Terpercaya untuk Jelajahi Labuan Bajo
– Spot Snorkeling di Labuan Bajo, Ada Apa Sih di Siaba Besar?


Forum ini menghadirkan sejumlah pejabat nasional dan daerah, termasuk Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Wakil Menteri PPPA, Gubernur NTT, serta pimpinan BPOLBF.

Forum tersebut membahas strategi kolaboratif pembangunan ekonomi restoratif berbasis bambu untuk pemulihan lingkungan, peningkatan kesejahteraan desa, dan penguatan ketahanan ekonomi daerah.

Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menyebut bambu sebagai bagian penting dari identitas masyarakat NTT.

“Bambu bukan sekadar tanaman, tetapi bagian dari kehidupan masyarakat NTT. Hampir setiap ritus adat melibatkan bambu. Karena itu, hilirisasi bambu menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga identitas budaya,” ujarnya.

Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi juga optimistis dengan masa depan industri bambu.

“Manggarai Barat tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga ingin menjadi daerah penghasil bambu terbesar di Indonesia. Dari 24 ribu log yang diproduksi, sebagian sudah diekspor, dan sebagian lain dipakai untuk bangku dan meja sekolah di Jakarta,” katanya.

Ia menambahkan, pemerintah terus mendorong masyarakat menanam bambu, tidak hanya untuk industri, tetapi juga untuk ketahanan pangan.

“Rebung bambu kaya protein. Ini bisa menjadi solusi lokal untuk menekan angka stunting. Kami ingin bambu menjadi bagian dari gerakan membangun ekonomi hijau dan berkelanjutan,” ujarnya.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Mari bergabung di Group WA berita LABUAN BAJO TODAY setiap hari.
Nikmati berita terkini tentang Wisata dan Investasi di Labuan Bajo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *