Tragedi Laut TNK: Kronologi Tenggelamnya Pinisi Putri Sakinah

Pariwisata, Ragam98 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Kapal pinisi Putri Sakinah tenggelam usai diterjang gelombang swell di Selat Pulau Padar, Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (26/12/2025) malam.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah labaho1.jpeg


Kepala Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, menjelaskan sebelum kejadian pihaknya telah mengeluarkan Notice to Mariners (NTM) terkait kewaspadaan gelombang tinggi untuk periode 22–28 Desember 2025.

“Dalam pantauan BMKG, kondisi gelombang saat itu masih dalam batas aman. Karena itu kami mengeluarkan NTM berupa imbauan keselamatan,” ujar Stephanus, Sabtu (27/12/2025).

Namun pada Jumat malam sekitar pukul 21.00 Wita, tim tanggap darurat menerima laporan kedaruratan kapal Putri Sakinah, kapal semi pinisi berukuran kecil.

Kapal tersebut membawa 11 orang, terdiri dari awak kapal dan penumpang. Tim gabungan langsung dikerahkan, termasuk dua kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) milik Basarnas.

“Evakuasi berhasil menyelamatkan 7 orang, terdiri dari 4 awak kapal dan 3 penumpang,” kata Stephanus.


BACA JUGA :

– Waterfront City Labuan Bajo Jadi Pusat Perayaan HUT ke-67 NTT
– NTT Mart Resmi Hadir di Labuan Bajo, Gubernur: Bukan Sekadar Toko
– Event Besar di High Season Labuan Bajo Dinilai Belum Tepat Sasaran
– Ini Agenda Event Wisata Labuan Bajo 2026
– Menuju 2026, Labuan Bajo Siapkan Skema Asuransi Wisata


Sementara itu, 4 penumpang lainnya belum ditemukan. Keempatnya merupakan warga negara asing asal Spanyol. Dalam manifes tercatat terdapat 7 penumpang, terdiri dari 6 WNA Spanyol dan 1 WNI yang bertugas sebagai pemandu wisata.

Stephanus menjelaskan, kapal tersebut sebelumnya bergerak dari Pulau Kalong usai menikmati sunset dan menuju Pulau Padar untuk bermalam.

Kondisi di lapangan saat kejadian cukup menyulitkan proses pencarian. Gelombang yang muncul merupakan swell setinggi 2 hingga 3 meter yang datang secara tiba-tiba dan hanya berlangsung sekitar 30 menit hingga 1 jam.

“Gelombang ini yang membuat pencarian awal terkendala,” ujarnya.

Tim gabungan sempat melakukan pencarian selama sekitar 3 jam, menyisir area sejauh 1 nautical mile, namun belum menemukan posisi kapal.


Pencarian kemudian dilanjutkan dengan melibatkan KSOP, Basarnas, Polair, Lanal Labuan Bajo, BPBD Manggarai Barat, BKO Mabes Polri, Polda, Polres Manggarai Barat, serta potensi maritim dari asosiasi pemilik kapal wisata. 

“Total dikerahkan 7 alut dengan sekitar 40 personel,” kata dia.

KSOP juga menyiapkan opsi shelter darurat di Pos Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Pulau Padar jika terjadi eskalasi cuaca selama proses pencarian.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Mari bergabung di Group WA berita LABUAN BAJO TODAY setiap hari.
Nikmati berita terkini tentang Wisata dan Investasi di Labuan Bajo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *