Tiga Kampus Besar Riset Soal Sampah Pariwisata di Labuan Bajo

Ragam73 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Tiga perguruan tinggi besar di Indonesia resmi memulai riset bersama soal ketahanan pariwisata di kawasan kepulauan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, terutama terkait pengelolaan sampah dan peran para pemangku kepentingan.


Riset ini merupakan bagian dari Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) 2025. Tiga kampus yang terlibat yakni Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, dan Universitas Terbuka (UT).

Baca juga :366 Property Hadirkan Standar Baru dalam Investasi Labuan Bajo

Tim UM dipimpin Ardyanto Tanjung dengan anggota Bagus S.W., Ike S.A., Rudi H., dan Moch Tri Herwanto. Mereka akan berkolaborasi dengan peneliti Unhas yang fokus pada kebijakan lingkungan, serta tim dari UT yang menyoroti edukasi dan kesadaran masyarakat.

“Labuan Bajo punya keindahan luar biasa dan daya tarik wisata kelas dunia. Tapi pertumbuhan pariwisata yang cepat juga membawa tantangan serius, terutama soal sampah. Penelitian ini akan memetakan peran semua pihak dan mencari solusi kolaboratif berbasis ekonomi sirkular,” kata Ardyanto Tanjung, Ketua Tim Peneliti UM, dalam keterangannya, Selasa (26/8/2025).

Ia menegaskan, riset ini diharapkan melahirkan rekomendasi yang bisa diterapkan dalam kebijakan lokal maupun nasional.

Baca juga :PSM Par Tolak Rencana Pembangunan 619 Fasilitas di Pulau Padar

“Edukasi lingkungan harus jadi bagian dari strategi ketahanan pariwisata,” tambahnya.

Penelitian akan berlangsung sepanjang 2025, meliputi pengumpulan data lapangan, wawancara dengan stakeholder, pemetaan rantai pengelolaan sampah, hingga analisis model kolaborasi yang efektif.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah AD_4nXeJjhlBaOOr-jSX6uf98hikHJtIbHUPvUf-0eddYC0zzN9UN8BIsA7c6uGyI3Zq4V-4zdItCtTuTgj5sFglH7wVPl32hNjaZiViiJX-NPnCzs44XNAwmZpB8VeS9mQYDTKlP42yYCE8cxRAgNzAXc3XnUY


Labuan Bajo yang menjadi pintu gerbang ke Taman Nasional Komodo saat ini menghadapi tekanan besar akibat lonjakan wisatawan. Tanpa pengelolaan limbah yang baik, risiko terhadap lingkungan dan keberlanjutan destinasi semakin besar.

Lewat riset kolaboratif ini, diharapkan muncul sinergi antara pemerintah, pelaku industri, masyarakat, dan kampus dalam menjaga Labuan Bajo tetap bersih dan berkelanjutan.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *