LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Jumat (10/10/2025) pagi, Pelabuhan Marina Labuan Bajo, Manggarai Barat tampak ramai.
Saat matahari baru menyentuh laut Flores, dermaga ini perlahan bangun, siap menyambut ribuan cerita baru.
Bukan cuma tempat kapal bersandar, pelabuhan ini adalah panggung besar tempat banyak wajah bertemu dan harapan dihidupkan.
Tampak para pekerja dan pedagang mulai menata dagangannya. Inilah simfoni khas Labuan Bajo yang lembut, tapi penuh semangat.
Harapan Baru di Lapak Sederhana
Di pinggir dermaga, geliat kehidupan paling kentara datang dari para pedagang lokal. Mereka, yang sebagian besar adalah warga Labuan Bajo, sudah membuka lapak sederhana.
BACA JUGA :
– Inbisnis Property Tawarkan Layanan Satu Pintu untuk Bisnis dan Properti di Labuan Bajo
– Jelajah Pulau Sumba 4 Hari 3 Malam bersama LABAHO
– Resmi! Labuan Bajo Punya Pusat Agrowisata Kerja Sama dengan BINUS
– 5 Destinasi Sunset Gratis di Labuan Bajo
– Tips dan Trik Liburan di Labuan Bajo Saat Musim Hujan
Jualan mereka beragam, mulai dari air mineral dingin, kopi panas, hingga kain tenun khas NTT yang indah.
”Setiap pagi saya selalu berharap hari ini lebih ramai dari kemarin,” kata Mama Kori (45), seorang penjual kopi dan makanan ringan.
Wajahnya ramah, meski matanya menyiratkan kelelahan karena harus bangun sebelum subuh.
Menurut Mama Kori, kehadiran kapal-kapal besar dan kapal wisata yang rutin sandar di Marina membuat rezekinya ikut mengalir.
“Kalau banyak turis, pasti laku. Rezeki itu datang dari hilir mudik orang di sini,” ujarnya sambil tersenyum.
Pelabuhan Marina benar-benar jadi sumber penghidupan baginya.
Cerita dari Banyak Bahasa
Di sisi lain, para pemandu wisata (guide) sudah rapi dan siap siaga. Mereka berdiri di tepi dermaga, siap-siap memandu wisatawan ke Taman Nasional Komodo. Mereka adalah penerjemah sekaligus penyampai keindahan Labuan Bajo.
Salah satunya adalah Riki (28). Ia terlihat sibuk menyambut rombongan kecil wisatawan dari Eropa. Riki menguasai tiga bahasa asing dan sudah 5 tahun bekerja sebagai guide lokal.
BACA JUGA :
– Menjelajah Pesona Labuan Bajo Bersama LABAHO
– Kuota Wisatawan ke TNK Dibatasi, Pelaku Wisata Minta Tak Ada Lagi Mafia Tiket
– Jumlah Hotel di Labuan Bajo Melejit
– HPI Mabar: Cabut Akses Pemilik Kapal dari Aplikasi Tiket TN Komodo
– Cek Destinasinya! Ini Rute Open Trip Labuan Bajo 3 Hari 2 Malam
“Pelabuhan ini adalah ruang hidup. Setiap hari, kami bertemu orang baru dari berbagai negara. Tugas kami bukan cuma antar-jemput, tapi mengenalkan Labuan Bajo,” jelas Riki.
Baginya, Marina adalah gerbang pembuka rezeki yang tak pernah sepi.
Jejak Kaki dari Penjuru Dunia
Tentu saja, inti dari keramaian ini adalah para wisatawan. Mereka datang dengan wajah gembira. Semuanya bersiap naik boat untuk bertualang ke Taman Nasional Komodo.
Sarah (29), wisatawan asal Jakarta, mengaku baru pertama kali ke Labuan Bajo dan penasaran dengan keindahan pulau-pulau di Taman Nasional Komodo.
“Saya baru pertama kali ke Labuan Bajo. Penasaran sih, Pulau Padar, Pink Beach, Komodo, semuanya deh,” katanya sambil tersenyum.

Bagi para turis, Pelabuhan Marina Labuan Bajo bukan sekadar tempat singgah, tapi titik awal petualangan menuju keajaiban dunia.
Pelabuhan Marina Labuan Bajo memang sudah menjadi lebih dari sekadar dermaga. Ia adalah persinggahan yang menghidupkan banyak wajah, mulai dari senyum pedagang, semangat pemandu wisata, hingga kekaguman para turis. Sebuah jantung yang terus berdenyut, menyebarkan kehidupan di Labuan Bajo.
Well, SIlahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Jika ingin berwisata ke Labuan Bajo, buruan pesan paket liburan ke destinasi impianmu hanya di LABAHO.com. Dijamin liburanmu kali ini akan lebih berkesan dan tak terlupakan!