Bukan Cuma Komodo, 24 Ribu Log Bambu Manggarai Barat Juga Mendunia

Bisnis, Ragam40 Dilihat

LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR– Tak hanya dikenal dengan pesona wisata kelas dunia dan Komodonya, Kabupaten Manggarai Barat kini mulai menapaki arah baru: jadi penghasil bambu terbesar di Indonesia.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah labaho1.jpeg


Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, menyebut sebanyak 24 ribu log bambu yang telah diproduksi di Manggarai Barat, sebagian sudah diekspor ke luar negeri, sementara sisanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Sebagian sudah diekspor, dan untuk pasar dalam negeri sudah digunakan sebagai bahan bangku dan meja sekolah di Jakarta,” kata Edi Endi saat kegiatan Belajar Silang Lintas Sektor untuk Ekonomi Restoratif di Kampus Bambu Komodo (KBK), Labuan Bajo, Selasa (28/10/2025).

Menurutnya, potensi bambu di Manggarai Barat sangat besar dan bisa menjadi tumpuan ekonomi baru masyarakat desa. 

Ia berharap Manggarai Barat tak hanya dikenal karena wisata alam, tapi juga karena industri bambu yang tumbuh dari tangan masyarakat sendiri.


BACA JUGA :

– Menjelajah Pesona Labuan Bajo Bersama LABAHO
– Lima Contoh Investasi Properti Menjanjikan di Labuan Bajo
– Tour Satu Hari di Labuan Bajo Makin Diminati, Ini Alasannya
– Labuan Bajo Diserbu 27 Kapal Pesiar hingga September 2025
– Cek Destinasinya! Ini Rute Open Trip Labuan Bajo 3 Hari 2 Malam


“Manggarai Barat tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga ingin dikenal sebagai daerah penghasil bambu terbesar di Indonesia,” ujarnya.

Lebih dari sekadar komoditas industri, bambu juga dinilai punya manfaat ekologis dan gizi. Edi menjelaskan bahwa rebung bambu kaya protein dan bisa menjadi sumber pangan lokal yang membantu penanganan stunting di NTT.

“Kami terus mengedukasi masyarakat untuk menanam bambu, bukan hanya untuk industri, tapi juga untuk ketahanan pangan. Rebung bisa menjadi solusi lokal dalam menangani stunting,” tambahnya.

Kegiatan yang digagas oleh Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) ini dihadiri berbagai tokoh nasional, termasuk Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif RI, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Plt. Direktur Utama BPOLBF Dwi Marhen Yono.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah AD_4nXeJjhlBaOOr-jSX6uf98hikHJtIbHUPvUf-0eddYC0zzN9UN8BIsA7c6uGyI3Zq4V-4zdItCtTuTgj5sFglH7wVPl32hNjaZiViiJX-NPnCzs44XNAwmZpB8VeS9mQYDTKlP42yYCE8cxRAgNzAXc3XnUY


Dalam kesempatan itu, Dwi Marhen menegaskan bahwa BPOLBF mendukung pengembangan industri bambu di NTT sebagai bagian dari upaya memperkuat pariwisata berkelanjutan.

“Bambu adalah sumber daya strategis yang mampu mendorong transformasi ekonomi restoratif di daerah. Manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat, sekaligus menambah belanja wisatawan di Labuan Bajo–Flores,” tandas Marhen.

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Mari bergabung di Group WA berita LABUAN BAJO TODAY setiap hari.
Nikmati berita terkini tentang Wisata dan Investasi di Labuan Bajo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *