LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Manggarai Barat mengimbau masyarakat untuk tetap waspada menjelang masa peralihan musim atau yang dikenal dengan pancaroba.

Pada fase ini, cuaca dapat berubah secara tiba-tiba, dengan hujan yang datang mendadak disertai petir dan angin kencang, meskipun durasinya biasanya singkat.
Baca juga :Pimpin Rapat Bersama OPD, Yulianus Weng Tekankan Penyusunan RPJMD
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Christine Seran, mengungkapkan bahwa pada masa peralihan ini masih ada potensi hujan di beberapa wilayah Manggarai Barat. Hal ini terkait dengan adanya indikasi tekanan rendah yang terpantau di selatan NTT, serta gelombang equatorial Rossby yang diperkirakan akan mempengaruhi pola cuaca dalam beberapa hari ke depan.
“Awal musim kemarau di NTT sangat erat kaitannya dengan peralihan angin Monsun Asia (Angin Baratan) menjadi angin Monsun Australia (Angin Timuran)”ungkapnya, Senin (7/4).
Ia melanjutkan, dari total 28 Zona Musim (ZOM) yang ada, sebanyak 25 ZOM diperkirakan akan memasuki Musim Kemarau pada bulan April, dengan persentase mencapai 89%. Sementara itu, 5 ZOM lainnya diprediksi akan mengalami Musim Kemarau pada bulan Mei 2025, dengan persentase 11%.
Baca juga :Sinergi Instansi Tingkatkan Pengawasan Orang Asing di Labuan Bajo
Untuk wilayah Manggarai Barat, awal Musim Kemarau diperkirakan akan terjadi pada bulan April, tepatnya pada Dasarian 2 atau sekitar pertengahan bulan. Wilayah yang akan terdampak antara lain Kepulauan Padar, Komodo, Manggarai Barat bagian barat dan selatan, serta Manggarai Barat bagian tenggara.
Sementara itu, pada Dasarian 3 bulan April, atau sekitar tanggal 20-an, Musim Kemarau diprediksi mulai berdampak di Manggarai Barat bagian utara dan timur.

“Puncak musim kemarau untuk wilayah Manggarai Barat diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus mendatang” tutupnya.
Masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri menghadapi musim kemarau dan tetap waspada terhadap cuaca yang tidak menentu selama masa peralihan ini.