LABUANBAJOTODAY.COM, MABAR – Hingga pertengahan bulan April 2025, harga barang kebutuhan pokok di wilayah Manggarai Barat cenderung stabil. Namun, harga komoditas cabai mengalami peningkatan yang signifikan, dengan kenaikan berkisar antara 49% hingga 90%.

Berdasarkan data yang diperoleh labuanbajotoday.com, mayoritas harga kebutuhan pokok tetap stabil, termasuk beras, gula, daging ayam, minyak goreng, daging sapi, tepung terigu, bawang merah, dan bawang putih.
Dinas Perdagangan Manggarai Barat memantau harga beras medium, yang selama rentang waktu Januari hingga April 2025 berkisar antara Rp 13.000 hingga Rp 15.000 per kilogram (kg), tergantung pada jenis beras yang dijual.
Baca juga :Inosensius Peni Minta Kenaikan NJOP Ditinjau Ulang
Harga gula pasir juga relatif stabil, dengan Rp 19.000 per kg. Sementara itu, harga minyak goreng, seperti minyak Bimoli, dijual seharga Rp 115.000 per 5 liter, dan minyak Kita dihargai Rp 18.000 per liter.
Adapun harga daging sapi masih dijual seharga Rp 120.000 per kg, daging ayam kampung Rp 75.000 per kg, dan daging ayam broiler Rp 57.000 per kg. Bawang merah mengalami kenaikan dari Rp 35.000 menjadi Rp 40.000 per kg, sedangkan bawang putih dan bawang bombay masing-masing masih dihargai Rp 45.000 dan Rp 35.000 per kg.
Kepala Dinas Perdagangan Manggarai Barat, Gabriel Bagung, menyatakan bahwa kenaikan yang signifikan terjadi pada komoditas cabai.
Baca juga :FORMAPP Dorong Perda Pengelolaan Pantai dan Pulau Kecil Manggarai Barat
“Seperti yang disebutkan yang mengalami kenaikan sangat tinggi memang komoditas cabai, baik itu cabai merah keriting, cabai merah besar, dan cabai rawit merah,”ungkapnya, Rabu (23/4).
Cabai merah besar naik dari Rp 55.000 menjadi Rp 100.000 per kg, sementara cabai rawit merah mengalami kenaikan serupa, dan cabai rawit hijau naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 per kg.
Gabriel menegaskan bahwa pemerintah akan terus berupaya menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok melalui pengawasan rantai pasokan dan inspeksi harian di pasar. Ia juga mencatat bahwa tingginya permintaan cabai tidak hanya berasal dari rumah tangga, tetapi juga dari restoran dan hotel yang jumlahnya semakin bertambah.

Permintaan pasar yang tinggi saat ini memaksa kebutuhan cabai untuk dipasok dari luar daerah, seperti dari Bima dan wilayah Sulawesi. Oleh karena itu, Gabriel mengajak para petani untuk lebih serius menggeluti bidang hortikultura guna memenuhi kebutuhan pasar dan menstabilkan harga.
Ia menambahkan bahwa ketergantungan pada pasokan dari luar daerah sangat mempengaruhi harga di pasar lokal. Selain itu, perubahan cuaca yang tidak menentu juga berdampak pada hasil panen, yang pada gilirannya mempengaruhi harga jual di lapangan.